Kenaikan Harga LPG 3 Kg Bikin Pedagang Makanan di Kediri Terjepit

Kenaikan Harga LPG 3 Kg Bikin Pedagang Makanan di Kediri Terjepit
Katmi salah satu pedagang di Jalan Pahlawan Kusuma Bangsa Kota Kediri saat menyiapkan nasi bungkus yang dipesan pembeli (ist)

Kediri, LINGKARWILIS.COM – Kenaikan harga LPG subsidi 3 kilogram membuat banyak pedagang makanan di Kota Kediri menghadapi tekanan finansial. Dengan harga eceran yang diperkirakan mencapai Rp 20 ribu per tabung, keuntungan usaha mereka semakin menipis.

Katmi, seorang pedagang nasi di Jalan Pahlawan Kusuma Bangsa, mengaku terpukul oleh penyesuaian Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG subsidi 3 kilogram di Jawa Timur dari Rp 16 ribu menjadi Rp 18 ribu. Dalam sepekan, ia membutuhkan sekitar delapan tabung LPG untuk kegiatan memasak di rumah dan warungnya.

“Sekarang di eceran saya beli LPG 3 kilogram seharga Rp 18 ribu, bahkan bisa mencapai Rp 20 ribu. Kalau benar-benar naik, saya harus keluarkan sekitar Rp 640 ribu dalam sebulan,” keluh Katmi, Senin (20/1/2025).

Baca juga : Optimalisasi Normalisasi Sungai di Wilayah Barat Sungai Kediri

Ia menambahkan, meskipun beban biaya meningkat, menaikkan harga jual makanan bukan solusi yang mudah karena khawatir kehilangan pelanggan. “Kami hanya bisa berharap agar harga tidak jadi naik,” ujarnya dengan nada sedih.

Menanggapi keresahan masyarakat, Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi, mengimbau masyarakat untuk membeli LPG di pangkalan resmi. Menurutnya, pengecer tidak termasuk dalam rantai distribusi resmi yang diawasi, sehingga harga di tingkat pengecer seringkali tidak terkendali.

“Jika pembelian dilakukan di pangkalan resmi, kami bisa memastikan harga sesuai HET. Pangkalan yang melanggar ketentuan akan diberi sanksi tegas, termasuk penghentian alokasi hingga pemutusan hubungan usaha,” jelas Ahad.

Baca juga : Polres Kediri Kota Anugerahkan Penghargaan kepada Anggota Polri dan Tokoh Masyarakat Inspiratif

Pertamina juga berupaya meningkatkan jumlah pangkalan resmi di wilayah Jawa Timur, sehingga masyarakat lebih mudah mendapatkan LPG bersubsidi dengan harga yang sesuai. Hingga kini, setiap desa/kelurahan di Jawa Timur sudah memiliki lebih dari dua pangkalan resmi.

Ahad menambahkan, penyesuaian HET LPG subsidi 3 kilogram telah melalui proses sosialisasi bersama pemerintah provinsi, Hiswana Migas, SPBE, dan agen LPG. Selain itu, Pertamina terus melakukan monitoring dan inspeksi untuk memastikan pangkalan menjual LPG sesuai HET.

“Sebagai bentuk pengawasan, kami juga melakukan pendataan pembelian LPG bersubsidi untuk memantau distribusi dan penggunaan yang wajar,” tegasnya.

Kenaikan harga LPG ini menjadi tantangan besar bagi pedagang kecil seperti Katmi, yang kini berharap adanya solusi agar mereka tetap dapat bertahan di tengah kenaikan biaya operasional. ***

Reporter : Rizky Rusydianto

Editor : Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *