LINGKIARWILIS.COM – Pada Minggu (29/12) pagi, pesawat Jeju Air 7C 2216 Boeing 737-800 mengalami kecelakaan tragis hingga merenggut 179 nyawa di Bandara Internasional Muan, dan menjadikannya sebagai bencana penerbangan domestik terburuk di Korea Selatan.
Pesawat Jeju Air yang mengangkut 181 penumpang dan awak awalnya berusaha mendarat tetapi keluar dari landasan pacu. Tetapi lima menit setelah pilot mengeluarkan sinyal mayday, pesawat tersebut menabrak pagar pembatas dan terbakar.
Menurut Markas Besar Dinas Pemadam Kebakaran Jeonnam, hanya dua anggota kru, seorang pria dan seorang wanita, yang berhasil selamat. Pihak berwenang mengonfirmasi bahwa 179 orang lainnya tewas, dengan semua jenazah telah ditemukan hingga pukul 21.03 waktu Korea setempat.
Penyelidikan awal menyatakan bahwa kecelakaan ini kemungkinan disebabkan oleh tabrakan dengan sekawanan burung yang menyebabkan pesawat lepas kendali dan akhirnya menabrak pagar pembatas, memicu kebakaran.
Sambut Pendaratan Pertama Pesawat di Bandara Dhoho Kediri, Mas Dhito Bilang Begini
Kronologi Pesawat Jeju Air Jatuh di Muan
Pesawat Jeju Air yang berangkat dari Bangkok pada pukul 01:30 pagi dan dijadwalkan mendarat di Bandara Internasional Muan pada 08:30 pagi, mengalami kecelakaan tragis setelah meluncurkan sinyal darurat.
Beberapa saat sebelum kejadian, menara pengawas di Bandara Muan telah memberikan peringatan kepada awak pesawat mengenai kemungkinan serangan burung.
Pada percobaan pendaratan pertama sekitar pukul 08:54 pagi, pesawat gagal mendarat dengan aman dan memutuskan untuk melakukan manuver go-around, di mana pilot kembali terbang untuk mencoba mendarat kembali.
Pukul 08:57 pagi, menara pengawas kembali memperingatkan mengenai potensi risiko tabrakan burung, dan satu menit setelahnya, pada pukul 08:58 pagi, pilot mengeluarkan sinyal marabahaya (mayday).
5 Resep Sop Ayam Nikmat untuk Menghangatkan Tubuh di Musim Hujan, Bunda Wajib Coba!
Pesawat mencoba pendaratan darurat di landasan pacu No. 19 sekitar pukul 09:00 pagi, namun jatuh tiga menit kemudian, pada pukul 09:03 pagi, ketika roda pendaratan gagal berfungsi, memaksa pesawat mendarat dengan perutnya.
Akibatnya, pesawat menabrak pagar pembatas bandara dengan kecepatan tinggi, menyebabkan kerusakan besar dan kebakaran.
Lebih dari 1.560 personel darurat, termasuk petugas pemadam kebakaran, polisi, dan militer, dikerahkan ke lokasi kejadian.
Kebakaran berhasil dipadamkan dalam waktu 43 menit, dan dua orang seorang pria dan wanita dari awak pesawat berhasil diselamatkan.
Kecelakaan KA Kertanegara Vs Truk Gandeng, Empat Kereta Alami Keterlambatan
Penyelidikan awal menunjukkan tabrakan dengan burung sebagai kemungkinan penyebab kegagalan roda pendaratan. Pesawat Boeing 737-800 ini telah berusia 15 tahun, tidak memiliki riwayat kecelakaan sebelumnya.
Presiden Jeju Air, Kim E-bae, menyampaikan rasa simpati yang mendalam kepada keluarga korban dan mengungkapkan permintaan maaf atas tragedi ini.
Ia juga menjanjikan dukungan penuh bagi keluarga korban serta bekerja sama dengan otoritas pemerintah untuk mengungkap penyebab kecelakaan tersebut.
Kim menegaskan bahwa meskipun penyebabnya masih belum jelas, Jeju Air akan bekerja maksimal untuk mendukung upaya pemulihan dan memberikan perhatian penuh pada keluarga yang ditinggalkan.
Editor: Shadinta Aulia Sanjaya