Kediri, LINGKARWILIS.COM – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Kediri mengutamakan program asimilasi dan edukasi bagi warga binaan.
Program ini dirancang khusus warga binaan yg telah melewati setengah dari masa pidana sebelum kembali ke masyarakat dengan mengikuti berbagai edukasi dan keterampilan, dan setelah melewati dua pertiga masa pidananya mereka akan diberikan pembebasan bersyarat.
Plt Kalapas Kelas IIA Kediri, Budi Ruswanto menjelaskan bahwa program asimilasi dan edukasi merupakan bagian integral dari upaya rehabilitasi warga binaan.
“Tujuan utama dari program ini adalah mempersiapkan warga binaan untuk kembali ke masyarakat dengan bekal keterampilan dan pengetahuan yang cukup,” ujarnya, Kamis (30/5/2024).
Kami percaya bahwa dengan memberikan mereka kesempatan untuk belajar dan berasimilasi, mereka akan lebih siap menghadapi kehidupan di luar lapas dan mengurangi risiko residivisme,” lanjutnya.
Menurut Budi, program asimilasi melibatkan berbagai kegiatan yang memungkinkan warga binaan untuk berinteraksi secara positif dengan lingkungan luar, seperti kerja sosial dan pelatihan keterampilan.
Baca juga : Waspadalah ! Warga Kota Kediri Jadi Bidikan Sasaran Pinjol Ilegal dan Investasi Bodong
“Kami memberikan pelatihan keterampilan yang bervariasi, mulai dari pertanian, kerajinan tangan, hingga teknologi informasi. Harapannya, mereka dapat memiliki keahlian yang berguna saat kembali ke masyarakat,” tambah Budi.
Di sisi lain, program edukasi difokuskan pada peningkatan kemampuan akademis dan pengetahuan umum warga binaan.
Lebih lanjut Budi Ruswanto menekankan bahwa penilaian yang objektif dan transparan menjadi kunci dalam menentukan warga binaan yang layak mendapatkan pembebasan bersyarat.
Sementara itu, Sutiwo, salah satu warga binaan mengaku program asimilasi dan edukasi sangat membantu dirinya dalam mempersiapkan masa depan.
“Program ini memberi saya kesempatan untuk belajar dan mengembangkan keterampilan baru. Saya merasa lebih siap untuk kembali ke masyarakat dan menjalani hidup yang lebih baik,” ucapnya.***
Reporter : Agus Sulistyo Budi