LINGKARWILIS.COM – Lahan pertanian milik warga Dusun Sabrang Bendo, Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, mengalami insiden tanah ambles.
Peristiwa ini mengakibatkan lubang besar dengan diameter sekitar 7 meter dan kedalaman mencapai 12 meter. Kejadian tersebut pertama kali disadari oleh warga yang tengah bekerja di area tersebut.
Menurut Nurcholish, seorang warga setempat, tanah ambles ini diketahui sudah terjadi sejak dua minggu lalu. “Situasinya sangat berbahaya karena tanah di sekitarnya mulai retak-retak, terutama dengan hujan yang terus-menerus mengguyur,” katanya pada Senin (23/12).
Ia menjelaskan bahwa di bawah lokasi tanah ambles terdapat lubang bekas tambang batu yang telah ada selama puluhan tahun dan dikelola oleh salah satu warga Desa Giripurno. “Tanaman seperti jeruk, sawi, kacang tanah, bahkan pohon pisang ikut terhisap ke dalam lubang,” tambahnya.
Baznas Trenggalek Buka Donasi untuk Korban Tanah Gerak di Desa Ngrandu
Didik Purwanto, warga lainnya mengungkapkan kekhawatiran masyarakat terkait tambang tersebut. Menurutnya, banyak lubang tambang di area itu yang berpotensi membahayakan keselamatan warga dan lahan di atasnya, terutama saat hujan deras yang berisiko memicu longsor.
“Beberapa waktu lalu pemerintah desa sempat memediasi agar tambang ini ditutup, tetapi aktivitasnya kembali dilanjutkan beberapa bulan kemudian,” ujarnya.
Didik menekankan pentingnya penutupan tambang demi keselamatan bersama. Ia mengusulkan agar pemerintah, pengelola tambang, dan pemilik lahan berdialog untuk mencari solusi.
“Selain mengancam keselamatan warga, di area tersebut juga terdapat banyak pipa Hipam. Jika terjadi longsor dan pipa-pipa itu rusak, dampaknya akan merugikan banyak orang,” tegasnya.