Daerah  

Makna Teks Sumpah Pemuda dan Sejarah Terbentuknya Kongres Pemuda 

Susunan Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2024, Yuk Simak!
Ilustrasi susunan upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda 2024

LINGKARWILIS.COM – Sumpah Pemuda merupakan salah satu momen penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Sumpah Pemuda juga menjadi tonggak berdirinya kesatuan dan persatuan di tengah keragaman suku, budaya, dan bahasa.

Dikenal sebagai manifesto kebangkitan semangat nasionalisme, teks Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928 mencerminkan tekad para pemuda untuk berjuang demi kemerdekaan dan persatuan Indonesia.

Sehingga dibalik lahirnya teks Sumpah Pemuda terdapat makna mendalam yang terkandung di dalamnya yang masih relevan hingga saat ini.

Teks Sumpah Pemuda lahir dari pemikiran para pemuda yang tergabung dalam Kongres Pemuda, mereka membentuknya guna mencapai kesepahaman yang sama.

Intip 4 Promo 17 Agustus 2024 dalam Sambut HUT RI Ke-79, Ada BNI hingga Roti

Perjalanan Terbentuknya Kongres Pemuda I

Melansir lamongankab.go.id, tanggal 28 Oktober merupakan momen bersejarah bagi rakyat Indonesia, di mana kita merayakan Hari Sumpah Pemuda.

Hari ini menjadi simbol pernyataan para pemuda untuk bersatu dalam satu bangsa, tanah air, dan bahasa yang sama.

Sumpah Pemuda diresmikan dalam Kongres Pemuda II yang dilaksanakan pada 28 Oktober 1928.

Sebelum peristiwa itu, usaha mempersatukan pemuda telah dilakukan melalui Rapat Besar Pemuda (Kongres Pemuda I) yang berlangsung pada 30 April – 2 Mei 1926 di Batavia.

Tujuan diadakannya Kongres Pemuda I adalah untuk mencapai kesepahaman antara berbagai organisasi kepemudaan di Indonesia.

Hal ini diharapkan bisa mewujudkan landasan bagi persatuan Indonesia yang setara dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia (Abdul Rahman, et al., 2008).

Namun, Kongres Pemuda I tidak menghasilkan kesepakatan karena ketidakcocokan antara Ketua Kongres, Muhammad Tabrani, dan Mohammad Yamin mengenai penggunaan istilah bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.

Tabrani berpendapat bahwa jika tanah air dan bangsa disebut Indonesia, maka bahasa yang digunakan juga harus disebut bahasa Indonesia.

Sejarah Hari Sumpah Pemuda, Titik Balik Perjuangan Pemuda dalam Membangun Semangat Persatuan

Walaupun demikian, Kongres Pemuda I telah menunjukkan pemahaman mengenai satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.

Setelah Kongres Pemuda I, beberapa pertemuan kembali diadakan untuk mendiskusikan langkah selanjutnya.

Dua tahun kemudian, para pemuda yang dipimpin oleh PPPI (Persatuan Pemuda Pelajar Indonesia) menyelenggarakan serangkaian rapat yang dihadiri perwakilan berbagai organisasi pemuda.

Dari pertemuan tersebut, diputuskan bahwa Kongres Pemuda II akan diadakan pada Oktober 1928 dengan susunan panitia sebagai berikut :

– Ketua: Soegondo Djojopoespito (PPPI)

– Wakil Ketua: R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)

– Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)

– Bendahara: Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)

– Pembantu I: Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)

– Pembantu II: R. Katjasoengkana (Pemoeda Indonesia)

– Pembantu III: R.C.L. Senduk (Jong Celebes)

– Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon)

– Pembantu V: Mohamad Rochjani Soe’oed (Pemoeda Kaoem Betawi)

Sinopsis Film Kemah Terlarang Kesurupan Massal yang Sedang Tayang di Bioskop, Diangkat dari Kisah Nyata! 

Kongres Pemuda II

Kongres Pemuda II berlangsung selama dua hari pada 27 dan 28 Oktober 1928 dan terbagi dalam tiga sesi yang diadakan di lokasi yang berbeda.

Sesi pertama berlangsung di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB) pada hari Sabtu, 27 Oktober 1928.

Dalam sesi ini, Mohammad Yamin membahas tentang pentingnya persatuan bagi bangsa.

Ia menyebutkan beberapa faktor yang dapat memperkuat persatuan Indonesia, termasuk kesamaan budaya, bahasa, dan hukum adat.

Sesi kedua dilaksanakan pada hari Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, yang membahas tentang pendidikan.

Hari kedua ini membahas tentang anak-anak yang perlu dididik untuk memiliki karakter yang baik dan mencintai tanah air.

Pendidikan harus diberikan secara merdeka, tanpa paksaan, dengan keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah.

Sesi ketiga diadakan di gedung Indonesische Clubgebouw Kramat pada tanggal 28 Oktober 1928.

Pada sesi ketiga ini membahas tentang pentingnya gerakan kepanduan untuk persatuan bangsa. Kepanduan tidak dapat dipisahkan dari gerakan nasional.

Sebelum rumusan hasil kongres dibacakan pada sesi ketiga, lagu “Indonesia Raya” karya Wage Rudolf Supratman dinyanyikan, yang kelak menjadi lagu kebangsaan Indonesia setelah kemerdekaan.

Setelah itu, hasil kongres dibacakan dan diikuti oleh seluruh peserta, yang kita kenal sebagai Sumpah Pemuda.

Teks Sumpah Pemuda berbunyi sebagai berikut:

Pertama:

Kami, putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia.

Kedua:

Kami, putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.

Ketiga:

Kami, putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Makna Teks Sumpah Pemuda

Peristiwa Sumpah Pemuda memiliki makna yang sangat penting bagi pergerakan nasional Indonesia di masa depan.

Menurut Mahda Ahdiyat dalam “Gelombang Semangat Sumpah Pemuda” (2021), masing-masing poin dalam Sumpah Pemuda memiliki makna sebagai berikut:

Sumpah Pemuda menyatukan para pemuda dan seluruh rakyat Indonesia untuk berjuang demi satu tanah air, yaitu Indonesia, yang membentang dari Sabang hingga Merauke dan dari Miangas hingga Rote.

Meskipun terdiri dari ribuan pulau yang terpisah oleh lautan, mereka sejatinya adalah satu kesatuan.

Peristiwa ini juga menyatukan para pemuda dan seluruh rakyat Indonesia untuk menjadi bangsa yang bersatu dan berdaulat, yaitu bangsa Indonesia.

Sebagai bangsa yang besar dan beragam, Indonesia telah melalui berbagai tantangan zaman melalui persatuan.

Sumpah Pemuda mengajak para pemuda dan seluruh rakyat Indonesia untuk mengakui bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia berfungsi sebagai jembatan yang menyatukan berbagai suku, ras, dan etnis yang berbeda, tanpa menghapuskan bahasa ibu masing-masing.

Bahasa Indonesia terus berkembang dengan menyerap kosakata dari berbagai bahasa daerah yang memperkaya kosakatanya.

Momen peringatan Sumpah Pemuda seharusnya menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk bersatu dan memaknai perbedaan sebagai keunikan, bukan sebagai sumber konflik.

Dengan persatuan, generasi muda dapat membawa bangsa ini menuju arah yang lebih baik.

Peringatan Hari Sumpah Pemuda ini menjadi salah satu pengingat bagi masyarakat untuk selalu mengingat tentang perjuangan pemuda dalam meraih kemerdekaan.

Penulis: Rafika Pungki Wilujeng

Editor: Shadinta Aulia Sanjaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *