Marsikem, Calon Jamaah Haji Tertua dari Kota Blitar, 50 Tahun Menabung dari Jualan Pisang

Marsikem, Calon Jamaah Haji Tertua dari Kota Blitar: 50 Tahun Menabung dari Jualan Pisang
Marsikem ketika menyiapkan keperluan berangkat haji. (Aziz)

Blitar, LINGKARWILIS.COM – Di antara 144 calon jamaah haji (CJH) asal Kota Blitar tahun ini, terdapat sosok inspiratif yang menarik perhatian. Adalah Marsikem, nenek berusia 94 tahun yang dinobatkan sebagai CJH tertua dari kota tersebut. Kisahnya begitu menyentuh, karena ia mampu mewujudkan impian berhaji setelah menabung selama lima dekade dari hasil berjualan pisang di pasar.

Saat ditemui di kediamannya, Marsikem tengah mempersiapkan berbagai perlengkapan untuk keberangkatan ke Tanah Suci, yang dijadwalkan pada 14 Mei 2025. Meski usia hampir seabad, nenek lima anak dengan 9 cucu, 10 cicit, dan 1 canggah ini masih tampak sehat, bicaranya jelas, dan daya ingatnya tetap tajam.

“Alhamdulillah, tahun ini akhirnya berangkat. Sudah lama saya menunggu,” ucapnya dengan penuh rasa syukur.

Baca juga : Wabup Kediri Pimpin Upacara Hardiknas dan Hari Otonomi Daerah ke-29

Marsikem dikenal sebagai sosok pekerja keras dan penuh ketekunan. Ia memulai usahanya berjualan pisang sejak tahun 1990-an, berkeliling antara Pasar Bendo di Kecamatan Ponggok dan Pasar Templek di Kota Blitar. Meski keuntungan tak seberapa, ia konsisten menyisihkan sebagian hasil dagangannya untuk ditabung demi satu tujuan: berangkat haji.

“Yang penting niat. Sedikit-sedikit saya kumpulkan,” tutur Marsikem.

Pada tahun 2019, setelah bertahun-tahun menabung, ia akhirnya mendaftar haji dan mendapat nomor porsi. Enam tahun kemudian, penantian panjang itu terwujud.

Menjelang keberangkatannya, Marsikem rutin menjaga kebugaran dengan berjalan kaki setiap pagi. Ia berharap fisiknya tetap prima saat menjalani ibadah di Makkah, termasuk saat thawaf. Ia pun akan didampingi oleh putra laki-lakinya selama menjalankan rukun Islam kelima.

“Biar kuat nanti di sana, saya rajin jalan pagi,” ujarnya.

Anak perempuannya, Muriyati, memastikan kondisi sang ibu tetap terjaga. Meski memiliki riwayat penyakit jantung, keluarga berkomitmen untuk terus memantau kesehatan Marsikem.

“Setiap hari kami pantau dan ajak ibu jalan pagi,” ungkap Muriyati.

Marsikem menjadi bukti bahwa usia dan keterbatasan ekonomi bukan halangan untuk meraih impian, selama dibarengi niat, kesabaran, dan ketekunan.***

Reporter : Aziz Wahyudi

Editor : Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *