Jakarta, LINGKARWILIS.COM – Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, memberi panduan praktis agar masyarakat tidak menjadi korban atau pelaku penyebaran hoaks.
Menteri Budi Arie memberikan tips berupa singkatan BAS yakni B yang berarti Baca, A, berarti Ayo cek dulu kebenaran kemudian terkhir S yakni saring. Menteri Budi Arie menekankan pada pentingnya menghentikan penyebaran informasi bohong dan yang berpotensi mengandung konflik SARA.
“informasi harus disaring sebelum membagikannya,” ujarnya usai acara Literasi Digital Pemilu Damai Makassar, di Upperhills Convention Hall Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis, (01/02/2024), seperti dilansir laman resmi Kominfo.
Menteri Budi Arie mencontohkan satu kasus hoaks yang telah diidentifikasi oleh Tim AIS Kementerian Kominfo. Hoaks tersebut berupa unggahan video pada tanggal 17 Januari 2024 yang mengklaim penemuan kotak suara ganda di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
“Karena kurangnya kehati-hatian, netizen dapat mudah termakan oleh tipuan hoaks dan ikut menyebarkan informasi palsu, mengakibatkan delegitimasi kepercayaan masyarakat terhadap lembaga penyelenggaraan Pemilu,” tambahnya.
Upaya pencegahan yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika mencakup pemantauan konten di internet untuk menangkal penyebaran berita hoaks.
Tim AIS Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika bertanggung jawab mengidentifikasi dan mengambil tindakan terhadap segala jenis berita hoaks, disinformasi, misinformasi, serta ujaran kebencian di media sosial.
Menkominfo menjelaskan bahwa hoaks tidak dapat bertahan lama, karena pihaknya melakukan take down secara digital dalam waktu 1×24 jam menggunakan patroli siber dan mesin crawling.
Menteri Budi Arie Setiadi juga mengingatkan masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi hoaks atau yang melanggar peraturan perundang-undangan.
“Marilah bersikap sejuk dan bijak dalam menggunakan teknologi digital,” harapnya.
Acara tersebut dihadiri oleh Menkominfo Budi Arie Setiadi, didampingi oleh beberapa pejabat tinggi, antara lain Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Semuel A. Pangerapan, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Ismail, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Wayan Toni Supriyanto, dan Inspektur Jenderal Kementerian Kominfo Arief Tri Hardiyanto.
Turut hadir pula Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin, Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan Andi Rian Ryacudu Djaja, dan Ketua Bawaslu Provinsi Sulawesi Selatan Mardiana Rusli.***
Editor : Hadiyin