Peningkatan pesanan ini berkaitan erat dengan persiapan menyembelih hewan kurban dan kebutuhan memotong daging.
Biasanya, Gufron hanya menerima 1-2 pesanan golok per hari. Namun, menjelang Idul Adha, ia bisa menerima hingga belasan pesanan golok dan pisau setiap harinya.
Baca juga : Satpol-PP Kabupaten Kediri Siapkan Pengamanan Ketat untuk Haul Gus Miek 2024
Gufron menjelaskan bahwa proses pembuatan pisau biasanya memakan waktu 1-2 jam, sementara golok membutuhkan waktu yang lebih lama. Untuk menjaga kualitas produknya, Gufron menggunakan bahan berkualitas seperti per mobil atau baja.
Golok ukuran 30 sentimeter dijual seharga Rp 150 ribu, sementara golok yang lebih panjang dijual Rp 170 ribu. Golok terbesar dijual seharga Rp 200 ribu, sedangkan harga pisau lebih murah.
“Tergantung pesanan, tetapi biasanya kami menggunakan bahan berkualitas untuk hasil yang lebih bagus,” kata Gufron. Dengan lonjakan pesanan ini, Gufron mampu meraup omzet hingga Rp 4 juta dalam sebulan terakhir. “Pesanan yang banyak ini menjadi berkah bagi kami, terutama menjelang Idul Adha,” pungkasnya.
Dengan kualitas dan dedikasinya, Gufron dan perajin lainnya di Desa Tambar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Idul Adha, sekaligus mendapatkan manfaat ekonomi dari lonjakan pesanan yang terjadi setiap tahunnya.***