LINGKARWILIS.COM – Budidaya ikan nila adalah salah satu usaha perikanan yang menjanjikan, terutama karena ikan nila dikenal memiliki pertumbuhan yang cepat dan daya tahan yang baik terhadap berbagai kondisi lingkungan.
Memulai budidaya ikan nila memerlukan perencanaan yang matang, mulai dari pemilihan bibit berkualitas hingga pengelolaan kolam dan pemberian pakan yang tepat.
Ikan nila dengan kemampuannya beradaptasi pada berbagai jenis kolam seperti kolam tanah, beton, atau bioflok, menawarkan fleksibilitas bagi para pembudidaya.
Selain itu, ikan ini juga memiliki nilai jual yang tinggi, menjadikannya pilihan populer dalam industri perikanan.
Sebelum langsung membahas budidaya ikan nila untuk usaha yang menguntungkan dan berkelanjutan, ketahui terlebih dahulu persebaran Nila di Indonesia.
1. Awal Mula Ikan Nila di Laut Jawa
Ikan nila (Oreochromis niloticus) telah lama menjadi salah satu unggulan dalam perikanan air tawar di Indonesia.
Menjadi unggulan karena pertumbuhan yang cepat, tahan terhadap penyakit serta kemampuan adaptasi terhadap suhu dan kadar garam.
Sehingga tidak salah jika nila menjadi salah satu pilihan utama para petani ikan untuk dijadikan budidaya.
Disamping itu, nila juga memiliki harga yang relatif terjangkau menjadikannya sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat.
Tetapi dibalik manfaat tersebut, nila turut menyimpan risiko sebagai spesies invasif yang jarang diperhatikan.
Perlu diketahui nila telah masuk dalam daftar sepuluh spesies invasif global, dengan penyebaran yang meliputi hampir semua benua seperti Brasil, Australia, dan Amerika Serikat kecuali Antartika.
Baca Juga: 3 Cara Merawat Ikan Nila Merah Cepat Besar dan Gemoy, Peternak Pemula Wajib Tahu Ini!
Nila mulai memasuki akuakultur Indonesia sejak tahun 1969, pengenalan ikan ini dimulai ketika Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Bogor membawa ikan nila dari Taiwan dan memperkenalkannya kepada masyarakat setahun kemudian.
Peristiwa tersebut menandai awal perkembangan ikan nila yang kini menjadi dominan dalam produksi perikanan budidaya di tanah air.
Pada tahun 2023 produksi ikan nila Indonesia tercatat mencapai 1,36 juta ton menjadikannya komoditas air tawar dengan produksi terbesar di negara ini.
Perkembangan pesat budidaya ikan nila tidak terlepas dari berbagai dinamika yang terjadi selama lebih dari lima dekade.
Selama periode tersebut, kemajuan dalam riset, teknologi, kebijakan, dan kondisi pasar telah mendorong popularitas nila.
Sejak awal pengenalan, upaya untuk meningkatkan produktivitas nila tidak berhenti pada tahun 1969.
Berbagai varietas seperti nila hitam Chitralada, nila merah NIFI, dan nila GIFT diperkenalkan dari negara lain untuk meningkatkan produktivitas dalam negeri.
Inovasi dalam pemutakhiran genetik ini terbukti menjadi faktor utama dalam lonjakan produksi ikan nila di kemudian hari.
Dengan memanfaatkan varietas unggul, produksi ikan nila nasional melonjak sebanyak 180 kali lipat dari tahun 1975 hingga tahun 2000, dari 225 ton menjadi 40,8 ribu ton.
Kenaikan signifikan ini juga terlihat di negara-negara penghasil nila terbesar lainnya seperti Thailand, China, dan Filipina.
Lonjakan produksi ini berlanjut dengan masuknya strain-strain baru seperti nila JICA dan GET pada tahun 2002.
Kemajuan dalam riset ikan nila domestik turut mempercepat pertumbuhan produksi. Strain-stain unggul seperti Nirwana dan GESIT yang diperkenalkan pada 2006 berhasil meningkatkan produksi nila hingga mencapai 429 ribu ton pada akhir 2010.
Keberhasilan ini menegaskan dominasi ikan nila dalam akuakultur Indonesia dan kontribusinya yang signifikan terhadap sektor perikanan.
2. Perkembangan Budidaya Ikan Nila di Indonesia
Dalam kurun waktu tahun 1970 dan 1980, budidaya nila telah mengalami diversifikasi media yang signifikan di Indonesia.
Nila mulai dibudidayakan di berbagai jenis media seperti kolam tanah, kolam air deras, mina padi, dan perairan umum.
Penyebaran budidaya nila telah merambah ke danau-danau besar seperti Danau Lindu di Sulawesi Tengah, Danau Limboto di Gorontalo, dan Danau Tondano di Sulawesi Utara.
Kemudian juga tersebar di waduk-waduk besar seperti Waduk Jatiluhur, Saguling, dan Cirata di Jawa Barat, seperti Waduk Selorejo di Malang.
Inovasi dalam sistem budidaya di perairan umum dimulai dengan penerapan sistem jaring ganda yang terdiri dari jaring atas dan jaring bawah.
Dalam sistem ini, jaring atas biasanya digunakan untuk memelihara ikan lain sementara jaring bawah diisi dengan ikan nila.
Metode ini dianggap efektif dalam mengoptimalkan penggunaan pakan karena nila dapat memanfaatkan pakan yang tidak dimakan oleh ikan lainnya.
Lambat laut nila cukup populer di kalangan masyarakat dan banyak pembudidaya memanfaatkannya untuk lahan bisnis.
Nila menjadi favorit banyak peternak karena modalnnya murah dan pakan yang efisien. Disamping itu Ikan nila memiliki daya tahan tubuh yang baik dan tahan terhadap penyakit sehingga mengurangi tingkat kematian dalam budidaya.
Selain itu, nila mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan, memungkinkan budidayanya dilakukan di kolam terpal, keramba jaring apung (KJA), atau pun kolam tanah.
Dari beberapa faktor tersebut memperlihatkan bahwa nila sebagai salah satu ikan tawar dengan nilai ekonomis tinggi.
Nila tidak hanya mudah dibudidayakan tetapi juga memiliki permintaan pasar yang tinggi, menjadikannya salah satu jenis ikan yang paling banyak dikonsumsi dan dipasarkan di Indonesia.
Baca Juga: 15 Pakan Alternatif untuk Ikan Nila, Solusi Hemat Biaya Supaya Makin
3. Persiapan Budidaya Ikan Nila
3.1 Jenis Kolam Ikan Nila
Dalam budidaya ikan nila, kesuksesan tidak hanya bergantung pada pemilihan benih berkualitas dan pemberian pakan bernutrisi, tetapi juga pada persiapan media budidaya yang tepat.
Kolam sebagai media budidaya menjadi elemen penting dalam mendukung pertumbuhan ikan nila.
Terdapat empat jenis kolam yang umum digunakan, yaitu kolam tanah, kolam beton, kolam terpal, dan kolam bioflok.
Kolam Bioflok
Kolam bioflok menawarkan keuntungan serupa dengan kolam tanah dalam mendukung pertumbuhan nila.
Desainnya yang menyerupai habitat alami nila membuat ikan lebih cepat beradaptasi sehingga penggunaan kolam ini memerlukan peralatan khusus yang harus bekerja terus-menerus untuk menjaga kualitas air.
Hal ini menyebabkan pembudidaya harus siap menghadapi biaya tambahan, terutama untuk kebutuhan listrik yang diperlukan untuk operasional peralatan tersebut.
Kolam Tanah
Kolam tanah sering dipilih karena biayanya yang relatif rendah dan kemampuannya mendukung pertumbuhan nila secara optimal.
Pembudidaya perlu memperhatikan kualitas tanah dan luas lahan yang tersedia. Tantangan utama dengan kolam tanah adalah risiko serangan hama yang dapat masuk melalui tanah dan mengganggu pertumbuhan ikan.
Kolam Terpal
Kolam terpal adalah solusi yang efisien bagi pembudidaya dengan modal terbatas, kolam ini mudah dipasang dan dipindahkan, serta harganya terjangkau.
Pembudidaya hanya perlu menyiapkan kerangka penopang yang kokoh, meskipun sudah didukung oleh kerangka, risiko kebocoran dan keruntuhan tetap ada, terutama jika pemasangan tidak dilakukan dengan benar, yang dapat membahayakan ikan.
Kolam Beton
Bagi mereka yang memiliki modal lebih besar, kolam beton menjadi pilihan yang tepat. Kolam ini sangat tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta memiliki sistem saluran air yang baik dengan jalur masuk dan keluar air yang terpisah.
Tetapi sifatnya yang permanen membuat kolam ini sulit diubah atau dipindahkan, sehingga perlu perencanaan yang matang sebelum membangun. Selain itu, jika kualitas air tidak terjaga, ikan nila bisa mengalami stres yang berlebihan.
3.2 Persiapan Kolam Ikan Nila
Setelah memilih jenis kolam, hal yang perlu dilakukan yaitu dengan mempersiapkan kolam untuk ikan Nila.
Persiapan kolam sangatlah penting dilakukan untuk menghindari hama maupun penyakit supaya nila berkembang dengan baik dan sehat.
Kualitas Air
Kualitas air adalah elemen penting dalam budidaya ikan nila. Pastikan air kolam bebas dari zat kimia berbahaya dan limbah, serta memiliki pH dan suhu yang sesuai dengan kebutuhan ikan. Tes air secara berkala dan penyesuaian kondisi air akan membantu menjaga lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan ikan.
Ukuran Kolam
Menentukan ukuran kolam yang tepat sangat penting untuk kesejahteraan ikan dan efisiensi budidaya.
Kolam yang terlalu kecil dapat menghambat pertumbuhan ikan dan meningkatkan risiko penyakit, sementara kolam yang terlalu besar memerlukan biaya tambahan.
Pilih ukuran kolam yang memadai untuk memenuhi kebutuhan ikan dan memudahkan pengelolaan.
Sistem Aerasi dan Sirkulasi Air
Sistem aerasi dan sirkulasi yang efektif sangat penting untuk menjaga kualitas air. Sirkulasi air membantu distribusi oksigen dan nutrisi serta membuang kotoran dan sisa pakan, sementara aerasi menambah kadar oksigen yang dibutuhkan ikan untuk kesehatan dan pertumbuhan optimal.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pencegahan hama dan penyakit merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan ikan dan meningkatkan produktivitas.
Pastikan kolam tetap bersih dan gunakan produk anti-hama dan anti-penyakit yang aman untuk ikan dan lingkungan untuk mengurangi risiko infeksi.
Infrastruktur Pendukung
Agar pengelolaan dan pemantauan budidaya lebih mudah, lengkapi kolam dengan infrastruktur pendukung seperti jalan setapak, saluran air, dan area pembenihan. Fasilitas ini akan mempermudah proses budidaya dan memastikan pengelolaan yang efisien.
Persiapkan kolam Nila dengan langkah yang benar sesuai dengan jenis kolam yang dipilih karena semuanya memiliki langkah pembersihan yang agak berbeda.
3.3 Cara Memilih Bibit Ikan Nila yang Unggul
Dalam memilih benih nila yang berkualitas, ada beberapa kriteria utama yang perlu diperhatikan agar ikan dapat tumbuh dengan baik dan mencapai ukuran yang sesuai untuk konsumsi.
Ukuran Benih
Penting untuk memeriksa keseragaman ukuran benih, hal ini dilakukan untuk memastikan pertumbuhan yang merata di kolam. Idealnya, benih dibagi menjadi kategori berikut:
– Benih ukuran 6-10 cm
– Benih ukuran 10-14 cm
– Benih ukuran 16-18 cm
Dengan ukuran yang seragam, Anda dapat mengurangi risiko kematian massal atau kanibalisme yang sering terjadi akibat perbedaan ukuran antar ikan.
Respon Benih Ikan dengan Pakan
Perhatikan respons benih nila terhadap rangsangan seperti pakan. Benih yang berkualitas akan segera merespons pemberian pakan, menandakan bahwa ikan tersebut sehat dan aktif.
Melihat kondisi fisik bibit yang dipilih
Pilih bibit yang sehat, utuh, dan tanpa cacat untuk memastikan pertumbuhan yang optimal. Memulai budidaya dengan benih berkualitas dapat mempercepat proses pertumbuhan dan mengurangi risiko terkena penyakit atau virus.
Observasi Pasar
Llakukan riset ke beberapa pedagang atau pembudidaya nila untuk membandingkan kualitas benih yang ditawarkan. Ciri-ciri fisik benih ikan dapat memberikan petunjuk tentang kualitasnya.
Benih-benih nila ini nantinya akan dibesarkan di kolam hingga mencapai ukuran pasar yang diinginkan, yakni 200-250 gram per ekor untuk konsumsi lokal atau 500 gram.
3.2 Penebaran Bibit Ikan Nila
Aklimatisasi benih ikan nila merupakan langkah penting dalam proses budidaya, bertujuan agar benih dapat cepat beradaptasi dengan lingkungan baru dan mendapatkan air segar.
Selama proses ini, jika benih yang akan ditebar menunjukkan kondisi kesehatan yang kurang optimal, langkah pencegahan perlu diambil untuk menghindari infeksi penyakit. Salah satu metode yang umum digunakan adalah perendaman benih dalam larutan kalium permanganat dengan konsentrasi 4—5 ppm selama 15—30 menit.
Ini bertujuan untuk mengurangi risiko infeksi dan memastikan benih berada dalam kondisi terbaik sebelum ditebar.
Kepadatan tebar benih ikan nila bervariasi tergantung pada jenis kolam yang digunakan. Untuk kolam air tenang, kepadatan idealnya adalah 10 ekor per meter persegi.
Namun, jika pakan yang digunakan tidak memenuhi standar atau memiliki kandungan protein di bawah 26%, padat tebar dapat dikurangi menjadi 5 ekor per meter persegi.
Disisi lain, untuk kolam dengan sistem air mengalir, padat tebar dapat ditingkatkan hingga 20 ekor per meter persegi.
Pada kolam jaring apung (KJA), padat tebar yang dianjurkan adalah antara 40—50 ekor per meter persegi.
Penting untuk dicatat bahwa kualitas air sangat berpengaruh terhadap kapasitas wadah budidaya.
Dengan kata lain, semakin baik kualitas air, semakin tinggi pula kemampuan wadah untuk mendukung pertumbuhan ikan.
4. Penyakit Pada Ikan Nila dan Pencegahan
Walaupun ikan Nila terkenal tidak mudah terserang penyakit tetapi ada beberapa penyakit yang kerap menyerang ikan ini dan harus diwaspadai para pembudidaya.
Berikut ini tiga jenis penyakit yang sering menyerang ikan nila dan cara pencegahannya.
Penyakit Gas Bubble Disease (GBD)
Penyakit ini terjadi karena adanya oksigen atau udara yang terperangkap di dalam sisik ikan, yang umumnya disebabkan oleh air yang kurang bersih atau tingkat pH air yang terlalu tinggi.
Ikan yang terkena GBD biasanya menunjukkan ciri-ciri seperti tubuh yang bengkak dan adanya gelembung udara di sisiknya. Jika tidak segera ditangani, ikan tersebut akan mati.
Cara Mengatasi GBD:
– Buang sebagian air kolam hingga setengahnya, kemudian tambahkan air baru yang bersih.
– Jangan beri makan ikan terlebih dahulu.
– Tambahkan probiotik untuk membunuh bakteri patogen yang merugikan.
– Tambahkan juga garam kasar dengan dosis 300 gram per meter kubik air.
Penyakit Aeromonas
Biasanya, setelah turun hujan, ikan terlihat sehat pada pagi harinya, namun menjelang siang ikan mulai berkumpul di sekitar aerator dan pada sore hari ikan mulai mati dan tidak mau makan.
Penyakit ini sering menyebabkan kematian massal dengan ciri-ciri empedu ikan pecah atau perut yang terlihat biru.
Cara Mengatasi Aeromonas:
– Kuras kolam hingga benar-benar bersih dan keringkan.
– Pindahkan ikan ke tempat lain selama proses pembersihan kolam.
– Taburkan garam dan rebusan air daun ketapang, serta tambahkan mengkudu.
– Biarkan kolam selama 24 jam sebelum dibersihkan lagi dan diisi dengan air baru.
– Setelah mengisi air, jangan langsung memberi makan ikan.
Penyakit Popeye
Penyakit ketiga adalah Popeye. Ciri-ciri yang paling mudah dikenali adalah mata ikan yang menonjol.
Penyebab utama dari penyakit ini adalah pemberian makan yang berlebihan atau kondisi kolam yang kurang bersih.
Cara Mengatasi Popeye:
– Kurangi pemberian makan atau hentikan sementara.
– Bersihkan dasar kolam untuk mengurangi amonia yang berpotensi naik.
– Ganti air kolam dengan air yang baru dan bersih.
Tips Perawatan Kolam di Musim Kemarau Basah
Untuk menjaga kesehatan kolam selama musim kemarau basah:
– Setelah hujan, jika air di kolam melimpah, gantilah sepertiga air kolam dengan air baru.
– Bagi daerah yang sulit mendapatkan air, bisa menambahkan garam dengan dosis yang sama, yaitu 300 gram per meter kubik.
– Hindari memberi makan ikan selama hujan turun untuk mencegah penyakit.
5. Pakan Ikan Nila
Memberikan pakan yang tepat sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan kesehatan ikan nila kecil. Berikut ini adalah beberapa pilihan pakan yang kaya nutrisi dan manfaatnya, serta cara penggunaannya.
Pelet Ikan
Pelet ikan adalah pakan yang paling umum digunakan karena tersedia dalam berbagai ukuran dan komposisi nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan nila kecil.
Pelet ini biasanya mengandung campuran tepung ikan, tepung kedelai, tepung jagung, vitamin, dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan ikan. Memilih pelet yang sesuai dengan ukuran dan usia nila sangat penting agar nutrisinya optimal.
Cacing Darah
Pakan ini kaya akan nutrisi, namun penting untuk memastikan bahwa cacing darah berasal dari sumber yang terpercaya dan telah diolah dengan baik untuk menghindari kontaminasi bakteri dan parasit yang bisa membahayakan ikan.
Ulat Hongkong
Ulat Hongkong merupakan larva dari serangga tenebrio monitor, adalah pakan yang kaya akan protein, lemak tinggi, dan serat yang bermanfaat untuk kesehatan pencernaan ikan.
Pakan ini bisa diberikan dalam kondisi hidup atau mati, tergantung pada preferensi ikan nila.
Crustacea
Crustacea seperti udang, kepiting, dan remis merupakan pilihan pakan yang kaya akan protein dan mineral.
Pakan ini dapat membantu meningkatkan warna, kecerahan, dan daya tahan tubuh nila kecil. Namun, penting untuk memberikan pakan ini dalam jumlah yang tepat agar tidak memicu reaksi alergi pada ikan.
Cacing Sutra
Cacing sutra dikenal sebagai sumber protein dan nutrisi yang baik untuk mendukung pertumbuhan nila kecil.
Pemberian pakan ini perlu dilakukan dengan hati-hati agar tidak menyebabkan pencemaran air akibat sisa pakan yang tidak dimakan.
Jangkrik
Jangkrik, yang sering digunakan sebagai pakan untuk reptil, juga bisa dijadikan pakan tambahan untuk ikan nila kecil.
Jangkrik mengandung protein dan lemak yang dibutuhkan oleh ikan, namun pemberian pakan ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kelebihan protein yang bisa berdampak buruk.
Sayuran
Sayuran seperti bayam, kangkung, dan selada air merupakan pakan tambahan yang baik untuk ikan nila.
Sayuran ini kaya akan serat, vitamin, dan mineral yang membantu menjaga kesehatan ikan serta memperbaiki kualitas air dalam akuarium. Pastikan sayuran dicuci bersih dan diolah dengan baik sebelum diberikan kepada ikan.
Dengan berbagai pilihan pakan yang tepat dan memperhatikan cara pemberiannya, Anda dapat memastikan ikan nila kecil tumbuh dengan sehat dan optimal. Selain itu, menjaga kebersihan lingkungan dan kualitas air dalam kolam atau akuarium sangat penting untuk mendukung kesehatan ikan.
6. Tips Pemberian Pakan yang Tepat untuk Ikan Nila Kecil
Merawat ikan nila kecil membutuhkan perhatian khusus, terutama dalam hal pemberian pakan. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda memberikan pakan yang tepat untuk memastikan kesehatan dan pertumbuhan optimal ikan nila kecil.
Porsi yang Tepat
Berikan pakan dalam jumlah yang cukup untuk dikonsumsi oleh ikan dalam waktu kurang dari 10 menit. Pemberian pakan yang berlebihan tidak hanya menyebabkan sisa pakan yang terbuang, tetapi juga dapat mencemari air dan menurunkan kualitasnya. Mengukur porsi dengan tepat sangat penting untuk menjaga lingkungan air tetap bersih dan sehat.
Jangan Beri Pakan pada Malam Hari
Ikan nila kecil cenderung tidak aktif pada malam hari dan biasanya tidak makan saat itu. Untuk mencegah sisa pakan yang tidak termakan dan menjaga kualitas air tetap baik, hindarilah memberikan pakan pada malam hari. Atur jadwal pemberian pakan pada waktu siang atau sore hari ketika ikan lebih aktif.
Perhatikan Kualitas Air
Kualitas air yang baik sangat penting untuk mendukung kesehatan ikan nila kecil. Selalu perhatikan kebersihan wadah atau kolam tempat ikan dipelihara. Air yang bersih dan segar akan membantu memaksimalkan penyerapan nutrisi dari pakan yang diberikan. Selain itu, pastikan juga untuk mengganti air secara rutin dan menjaga parameter kualitas air, seperti pH dan suhu, dalam rentang yang ideal.
Dengan mengikuti panduan ini, Anda dapat memastikan ikan nila kecil mendapatkan pakan yang seimbang dan sesuai, mendukung pertumbuhannya dengan sehat dan optimal. Pemberian pakan yang tepat, disertai perawatan air yang baik, akan membuat ikan nila kecil Anda tumbuh dengan kuat dan sehat.
Budidaya ikan nila bukan hanya tentang menyediakan lingkungan yang tepat, tetapi juga tentang memahami kebutuhan ikan dari segi pakan, perawatan, dan manajemen kualitas air.
Dengan memperhatikan setiap aspek mulai dari persiapan kolam, pemilihan bibit, hingga pemberian pakan dan pengelolaan air, Anda dapat memaksimalkan hasil budidaya dan memastikan ikan nila tumbuh dengan sehat.
Kesabaran dan ketelitian dalam menjalankan setiap langkah budidaya sangat penting untuk mencapai keberhasilan.
Melalui panduan lengkap ini, diharapkan dapat menghadapi tantangan yang mungkin muncul dan memperoleh hasil yang optimal dari usaha budidaya ikan nila.
Semoga panduan ini bermanfaat dalam perjalanan Anda sebagai pembudidaya ikan nila yang sukses.
Editor: Shadinta Aulia