Wakil Bupati Kediri, Dewi Mariya Ulfa, secara resmi melepas rombongan parade dari depan Kantor Balai Desa Sumberjo, Kecamatan Ngasem. Dalam sambutannya, Dewi Mariya Ulfa menyampaikan harapannya agar Parade Budaya Cikar terus menjadi tradisi tahunan sebagai bentuk melestarikan budaya Jawa.
“Parade Cikar ini adalah bentuk uri-uri budaya Jawa, mengingatkan kita akan pentingnya menjaga budaya lokal,” ujarnya.
Baca juga : Jadwal Pendaftaran CPNS Kabupaten Kediri Diperpanjang, Ini Infonya
Sebanyak 41 cikar memeriahkan parade kali ini, menyuguhkan transportasi tradisional yang memiliki nilai sejarah mendalam.
Ir. Adi Suwignyo, M.Si., Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, mengatakan parade ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana edukasi bagi generasi muda.
“Ini adalah tahun ketiga kami menggelar parade ini, dan antusiasme masyarakat terus meningkat setiap tahunnya,” katanya.
Selain sebagai sarana pelestarian budaya, parade ini juga mengingatkan pentingnya kesejahteraan hewan, khususnya hewan yang digunakan dalam kegiatan tradisional ini.
Baca juga : Satreskrim Polres Kediri Tangkap Perampok Dua Minimarket di Kediri, Meski Sempat Kabur
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Kediri, Tutik Purwaningsih, menggarisbawahi pentingnya menjaga kesejahteraan hewan yang turut berperan dalam sejarah transportasi lokal.
“Kami berharap parade ini juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perlindungan hewan,” jelasnya.
Yayuk, salah satu penonton mengaku senang sekali melihat parade ini, karena ini mengingatkan pada kekayaan budaya Jawa.
“Ini harus terus dilestarikan, anak-anak kita biar tahu, dulu ada alat transportasi yang ditarik sapi namanya cikar” ungkapnya.
Dalam acara ini juga dihadirkan penampilan artis lokal untuk menghibur peserta dna warga yang datang. Dengan dukungan sound system dari CN Audio SAE Audio, parade berlangsung meriah dan lancar.***
Reporter : Agus Sulistyo Budi
Editor : Hadiyin