Pemkab Ponorogo Bangun Ratusan IATD Sebagai Solusi Pertanian di Musim Kemarau

Hasil pertanian di Ponorogo mengalami kenaikan
Hasil pertanian di Ponorogo mengalami kenaikan (Soni)

Ponorogo, LINGKARWILIS.COM – Musim kemarau di Ponorogo tahun ini diprediksi akan berdampak pada sektor pertanian. Terlebih lagi, puncak musim kemarau tahun ini bertepatan dengan musim tanam ketiga yang berlangsung pada bulan Agustus hingga September.

Menurut data dari BPBD Jawa Timur, Kabupaten Ponorogo termasuk dalam 13 kabupaten/kota yang masuk dalam radar siaga kekeringan. Menghadapi situasi ini, Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, telah memberikan perhatian khusus agar sektor pertanian tidak terlalu terdampak. Ia menyadari bahwa kondisi cuaca menjadi salah satu faktor penentu sukses atau gagalnya pertanian.

“Intensitas hujan yang rendah ditambah dengan sumber air yang ikut mengering menjadi pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan,” ungkap Sugiri Sancoko kepada wartawan.

Bupati Ponorogo tersebut mengatakan bahwa mereka telah mengantisipasi melalui proyek jangka panjang dengan pembangunan irigasi air tanah dalam (IATD). Saat ini, sudah ada ratusan sumur dalam yang dibangun oleh Pemkab Ponorogo.

Baca juga :  Pj Wali Kota Kediri Harapkan PWRI Beri Masukan Untuk Pembangunan Kota Kediri

“Dua tahun lalu, kami membangun 157 unit IATD (irigasi air tanah dalam) selama periode 2021-2023. Pada tahun 2024, ada 34 unit IATD lagi yang dibangun, semoga bisa meringankan masalah air terutama di sektor pertanian,” terang Sugiri.

Meskipun Ponorogo menjadi kantong kekeringan, program IATD tersebut telah berdampak pada kenaikan hasil produksi padi tahun lalu. Sugiri menjelaskan bahwa pada tahun 2022 produksi padi mencapai 459 ribu ton, dan pada tahun 2023 meningkat menjadi 471 ribu ton.

“Sudah ada kenaikan hasil, tahun ini harus meningkat lagi,” tambahnya.

Selain itu, Sugiri juga meminta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertahankan) untuk menyediakan bibit tanaman. Dia juga meminta dinas terkait untuk selalu berkomunikasi dengan gabungan kelompok tani (Gakpoktan) untuk memetakan permasalahan di lapangan.

Baca juga : Dua Mobil Bea Cukai Kediri Kecelakaan Gegara Kejar Pengedar Rokok Ilegal di Tol Jomo, 4 Korban Sedang Dirawat

“Perlu adanya peran aktif antara petani dan dinas, sehingga jika ada masalah segera tersolusikan,” tegasnya.

Kang Giri, sapaan akrab bupati, juga menargetkan agar tahun ini petani mampu panen hingga empat kali, serta menghindari adanya petani yang gagal panen akibat kekeringan.

“Pertanian memberikan penghidupan dan kehidupan bagi masyarakat luas, tidak hanya bagi petani saja, tetapi juga bagi saya dan seluruh warga,” tandasnya.

Reporter : Sony Dwi P
Editor :  Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *