Trenggalek, LINGKARWILIS.COM – Pemkab Trenggalek telah memulai langkah penting dengan membangun kebun raya bambu di area perkebunan Dilem Wilis, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. Inisiatif ini adalah bagian dari upaya untuk mewujudkan net zero carbon yang menjadi fokus utama Trenggalek selama 20 tahun ke depan.
Area perkebunan bekas peninggalan Belanda ini akan ditanami berbagai varietas bambu yang akan diteliti dan dikembangkan hingga tahap hilirisasi. Langkah ini bertujuan untuk menjaga kelestarian ekologi yang diyakini akan memberikan dampak positif pada sektor perekonomian.
Konsentrasi Kabupaten Trenggalek terhadap net zero carbon telah mendapatkan respons dan dukungan positif dari berbagai kalangan, termasuk praktisi dan akademisi. Salah satu dukungan datang dari Universitas Negeri Malang (UM), yang siap berkontribusi dalam pencanangan konservasi bambu demi mendukung pencapaian zero carbon di Kabupaten Trenggalek.
Eli Hendrik Sanjaya dari Pusat Sains dan Rekayasa LPPM Universitas Negeri Malang menyatakan bahwa para akademisi akan memberikan dukungan dari berbagai bidang, termasuk biologi, kimia, geografi, dan pangan untuk pengembangan produk berbasis bambu.
Langkah ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat ekologis tetapi juga menciptakan ekonomi sirkular. Kebun raya bambu ini akan menjadi miniatur yang mendukung konsep perekonomian berkelanjutan dan pelestarian sumber daya air. Dukungan dari UM sangat beragam, mulai dari pengembangan varietas bambu, mitigasi degradasi lahan, hingga pengembangan produk kriya kerajinan bambu.
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, menambahkan bahwa kebun raya bambu ini nantinya akan menjadi laboratorium hidup. Tujuannya adalah agar ekologi dan ekonomi bisa berjalan seiringan, menciptakan ekonomi sirkular yang memberikan manfaat bagi generasi saat ini dan masa mendatang.
Mas Ipin, sapaan akrab Bupati Trenggalek, menyebutkan bahwa proyek ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Bengkel Hijau Indonesia, Cabang Dinas Kehutanan, Kementerian, Perhutani, TNI, Polri, serta masyarakat.
“Ini adalah perjalanan panjang yang membutuhkan niat, stamina, dan istiqomah. Kami berharap semua aktor yang terlibat dapat berkomitmen hingga cita-cita ini tercapai,” ujar Mas Ipin.***
Reporter : Angga Prasetya
Editor : Hadiyin