Blitar, LINGKARWILIS.COM – Jiwa sosial Mohammad Ma’arif patut menjadi contoh. Warga Kelurahan Dandong, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar ini mendedikasikan hidupnya untuk merawat 34 lansia, dua di antaranya adalah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), di Pondok Lansia Baitul Miftah Jannah.
Dengan latar belakang sebagai tukang las, Ma’arif tak hanya mengandalkan penghasilan pribadinya tetapi juga bantuan donatur untuk mendukung kegiatan ini.
“Alhamdulillah senang bisa membantu sesama,” ujar Ma’arif, yang merasa bahwa perbuatan ini juga sebagai cara menebus kesalahannya pada orang tua.
Baca juga : Sebanyak 1980 Rumah di Kabupaten Kediri Direhab Lewat Program Rutilahu
Kisah Ma’arif dimulai pada 2018 ketika hatinya tergerak melihat seorang lansia terlantar di kampungnya. Ia kemudian mendirikan pondok lansia di rumahnya untuk menampung lansia yang terlantar. Para lansia ini berasal dari berbagai wilayah, seperti Blitar, Kediri, dan Jepara, yang sebagian besar sebatang kara tanpa keluarga yang merawat.
Setiap hari, Ma’arif bersama istrinya dan empat relawan lainnya mengurus berbagai kebutuhan para lansia, mulai dari memberi makan tiga kali sehari, memandikan, hingga mengurus kebutuhan dasar lainnya. Perbedaan fisik dan karakter lansia, serta tantangan mengurus ODGJ muda yang sesekali berperilaku agresif, menuntut kesabaran dan komitmen besar.
Tempat tinggal yang terbatas di Pondok Lansia Baitul Miftah Jannah ini idealnya hanya dapat menampung 25 orang, namun saat ini dihuni oleh 34 lansia.
Baca juga : Warung Kopi Gili Padi Hadir di Kediri dengan Konsep Unik Semi Resto
Setiap bulannya, biaya perawatan membutuhkan dana yang cukup besar, yang Ma’arif penuhi dengan penghasilan dan bantuan dari donatur tetap. Ia berharap ada dermawan yang bersedia mendonasikan tanah untuk memperluas area pondok dan memberikan ruang yang lebih nyaman bagi lansia.
“Semoga ada yang tergerak untuk membantu. Tempatnya memang sempit,” tutup Ma’arif dengan harapan.***
Reporter : Aziz Wahyudi
Editor : Hadiyin