Daerah  

Penjual Seragam Sekolah di Malang Malah Mengeluh Saat Tahun Ajaran Baru Akan Dimulai

Penjual Seragam Sekolah di Malang Malah Mengeluh Saat Tahun Ajaran Baru Akan Dimulai
Penjual seragam sekolah di Malang mengeluh

LINGKARWILIS.COM – Setiap tahun ajaran baru biasanya menjadi momen menguntungkan bagi para pedagang seragam sekolah.

Namun, tahun ini banyak keluhan yang muncul dari para penjual seragam sekolah di berbagai pasar, termasuk Pasar Besar Malang (PBM).

Persaingan penjualan secara online dan kenaikan harga kain menjadi dua faktor utama yang mempengaruhi penurunan penjualan seragam sekolah

Mastur salah satu penjual seragam sekolah di PBM, mengeluhkan bahwa penjualannya menurun drastis tahun ini.

Dia menyebutkan bahwa masuknya pasar online telah menciptakan persaingan harga yang signifikan.

“Tahun ini sangat terasa untuk penjualannya. Ada penurunan yang cukup banyak disebabkan karena sudah masuk pasar online. Para pedagang banyak yang perang harga di sana, sehingga harga sangat jauh berbeda antara offline dengan online,” jelasnya pada Kamis (11/07).

Back to School! Warga Tulungagung Lebih Memilih Beli Seragam Sekolah di Toko Ketimbang di Sekolah

Perbedaan harga yang jauh antara penjualan offline dan online menyebabkan banyak pelanggan beralih ke toko online.  Selain harga yang lebih murah, belanja online juga menawarkan fleksibilitas karena pelanggan tidak perlu datang langsung ke toko.

“Karena online makin mudah. Gak perlu ke toko, sudah bisa pesan seragam. Langsung diantarkan sampai rumah. Belum lagi harganya juga jauh lebih murah kan,” tambah Mastur.

Selain persaingan harga, kenaikan harga kain juga menjadi tantangan besar bagi para penjual seragam. Pedagang lainnya di PBM juga merasakan dampak dari kenaikan harga kain yang terus terjadi setiap tahun.

“Dari tahun ke tahun harga kain terus naik. Itu juga banyak dirasakan oleh para penjual kain. Tentu ini akan berdampak juga pada kami yang menjual seragam jadi,” terangnya.

Resep Cemilan Gurih Bikin Nagih Ala Chef Martin Praja, Jangan Sampai Gak Nyobain Bakal RUGI! 

Pedagang ini harus menyesuaikan harga jual seragam dengan kualitas bahan yang digunakan. Dia lebih sering menerima pesanan grosir untuk pembuatan seragam sekolah, bekerja sama dengan beberapa sekolah di Malang Raya.

“Kalau saya lebih banyak borongan. Jadi kerjasama dengan sekolah-sekolah untuk pengadaan seragam. Momen libur sekolah seperti saat ini jadi waktu yang paling tepat untuk penjual seragam. Karena peminatnya meningkat cukup drastis dibandingkan hari-hari biasanya,” jelasnya.

Dalam menghadapi tantangan ini, para pedagang seragam berusaha mencari berbagai cara untuk meningkatkan penjualan.

Selain menjual langsung di toko, mereka juga memanfaatkan aplikasi pesan instan seperti WhatsApp untuk menerima pesanan.

“Kebanyakan orang tua gak mau ribet. Karena kalau buat dari bahan itu kan lebih mahal, butuh waktu yang lebih lama ditambah dengan pengukuran baju. Apalagi di musim-musim libur sekolah seperti sekarang antreannya pasti panjang,” ungkap salah satu pedagang.

Di musim libur sekolah seperti sekarang, pedagang ini bisa menjual hingga satu lusin atau 12 pasang seragam setiap harinya.

Harga seragam yang ditawarkan bervariasi, mulai dari Rp 150 ribu untuk kelas satu SD hingga Rp 200 ribu untuk jenjang SMP dan SMA.

Tahun ajaran baru yang seharusnya menjadi momen panen bagi para pedagang seragam kini dihadapkan pada tantangan besar akibat persaingan penjualan online dan kenaikan harga kain.

Para pedagang harus beradaptasi dengan perubahan ini dan mencari cara untuk tetap bertahan di pasar yang semakin kompetitif.

Meskipun tantangan ini berat, semangat untuk terus berusaha dan berinovasi menjadi kunci bagi para pedagang untuk tetap bertahan dan berkembang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *