Kediri, LINGKARWILIS.COM – Pondok Pesantren (Ponpes) Wali Barokah Kediri turut berpartisipasi dalam Deklarasi Pesantren Ramah Anak yang diselenggarakan oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama RI melalui Zoom Meeting, Jumat (4/10/2024).
Acara ini diikuti oleh anggota DWP dan pesantren dari berbagai daerah di Indonesia.
Deklarasi ini menegaskan komitmen DWP Kemenag untuk menciptakan lingkungan pesantren yang melindungi hak-hak anak, menghindari segala bentuk kekerasan, dan mewujudkan pendidikan yang inklusif serta penuh kasih sayang.
KH Sunarto, Pengasuh Ponpes Wali Barokah, menyambut positif acara ini, terutama dalam menyongsong Hari Santri 2024.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi pengasuh, santri dan ustadz di ponpes kami,” ungkapnya.
Baca juga : Dinas Perikanan Kabupaten Kediri Kembangkan Budidaya Ikan Nila Modern
Ponpes Wali Barokah baru saja diresmikan sebagai pesantren ramah anak oleh pemerintah. KH Sunarto menekankan komitmen pondok dalam melindungi anak-anak selama proses pendidikan berlangsung.
Ia juga bersyukur bahwa hingga kini, tidak ada laporan kekerasan atau perundungan, di pondok ini, berkat penerapan aturan yang ketat.
Sanksi yang diterapkan di Ponpes Wali Barokah bila ada yang melakukan kekerasan, bersifat mendidik, seperti mengerjakan sholat tahajud atau menghafal surat-surat Al-Quran. Santri juga diajarkan pentingnya ketaatan yang ikhlas, sebagai bagian dari amal shaleh yang akan bermanfaat di masa depan.
Selain itu, ponpes ini menyediakan fasilitas komunikasi antara santri dan orang tua melalui telepon genggam yang dikelola di kantor pondok, karena santri dilarang membawa ponsel pribadi.
“Tanggung jawab pengasuhan tidak hanya di pondok pesantren, tetapi juga di tangan orang tua,” jelas KH Sunarto.
Baca juga : Kronologi Kecelakaan Truk Hantam Mobil Grandmax Akibat Ban Meletus di Kediri
Penekanan utama dalam pendidikan di Ponpes Wali Barokah adalah pembentukan karakter luhur santri. “Pembentukan karakter luhur ini terus menjadi fokus kami, mulai dari usia PAUD hingga setelah mereka berumah tangga,” pungkas KH Sunarto.
Sementara itu, Muhammad Ulul Hadi, Ketua Yayasan Perlindungan Anak Kota Kediri mengapresiasi komitmen Ponpes Wali Barokah dalam mewujudkan Ponpes ramah anak. Menurutnya Ponpes harus menjadi tempat yang menyenangkan bagi santri.
“kalau suasana di lingkungan Ponpes itu menyenangkan karena tidak ada tindakan bulliying maka santri pasti akan betah, tenang dan nyaman dalam belajar,” katanya.
Lebih jauh, Muhammad Ulul Hadi menyampaikan bahwa Ponpes ramah anak harus didukung dengan sistem termasuk pemahaman santri tentang jenis dan bentuk kekerasan atau bulliying.
“Ponpes ramah anak itu menyangkut kebijakan pengasuh ponpes, Sarpras, SDM yang paham tentang hak-hak anak, mekanisme atau alur penanganan jika terjadi kekerasan dan yang tidak kalah penting adalah pola pengajaran di ponpes yang berperspektif anak atau santri,” jelasnya.***
Reporter: Agus Sulistyo Budi
Editor: Hadiyin