Dalam orasinya, para mahasiswa tersebut mengkritisi kebijakan jalan satu arah yang dinilai memiliki banyak dampak negatif, terutama terkait kecelakaan dan penurunan ekonomi.
“Keputusan tersebut dipaksakan tanpa adanya diskusi atau kajian bersama dan merugikan masyarakat serta tidak memberikan dampak baik bagi perekonomian,” ungkap Heru Saputro kepada sejumlah wartawan.
Heru juga menegaskan bahwa Bupati Ponorogo harus bertanggung jawab atas kerugian yang dialami oleh masyarakat selama diberlakukan jalan satu arah, dengan banyak pedagang yang mengeluhkan penurunan omset karena kebijakan tersebut.
“Kami mengajak seluruh masyarakat Ponorogo untuk mengawal aspirasi bersama, tidak hanya sampai di media-media saja,” tegasnya.
Aksi demonstrasi di Kantor Bupati Ponorogo mendapatkan pengawalan ketat dari kepolisian. Sekretaris Daerah (Sekda) Agus Pramono yang menemui massa menyampaikan bahwa Bupati Ponorogo setuju untuk mengubah kembali jalan satu arah menjadi dua arah.
“Pak Bupati memutuskan untuk mengabulkan permintaan masyarakat untuk mengembalikan sistem dua arah setelah mengabaikan kajian tentang jalan satu arah,” kata Agus Pramono.
Sebelumnya, wacana Pemkab Ponorogo untuk membangun gedung Ekraf yang merupakan bantuan dari Kemenparekraf dipastikan batal, karena Pemkab memilih lahan Pedagang Kaki Lima (PKL) di jalan Pramuka atau sisi barat Stadion Bathoro Katong.***
Editor : Hadiyin