Puluhan Siswa SDN 2 Karangpatihan, Pulung Ponorogo Terpaksa Gunakan Kelas Darurat, Ruang Kelas Tak Layak

Ruang Kelas Tak Layak, Puluhan Siswa SDN 2 Karangpatihan, Pulung Ponorogo Terpaksa Gunakan Kelas Darurat
Kondisi ruang kelas 4 yang rusak di bagian atap. (ist)

Ponorogo, LINGKARWILIS.COM – Kondisi memprihatinkan terjadi di SDN 2 Karangpatihan, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, dimana puluhan siswa terpaksa belajar dalam keadaan yang kurang ideal.

Beberapa ruang kelas di sekolah ini berada dalam kondisi rusak parah, dan hal ini sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir.

Menurut Bambang Sutikno, salah satu guru di SDN 2 Karangpatihan, kondisi gedung utama sangat mengkhawatirkan dengan banyaknya bagian atap dan struktur kuda-kuda yang rapuh.

Baca juga : Rapimcab Gerindra Kabupaten Kediri, Dukung Dhito Kembali Jadi Bupati

Untuk memastikan keamanan dan kenyamanan siswa, pihak sekolah terpaksa memanfaatkan ruang darurat dan perpustakaan sebagai tempat belajar.

“Beberapa kelas, yaitu kelas 1, 2, dan 3, terpaksa dikosongkan karena kondisinya sangat memprihatinkan. Kelas 1 menggunakan ruang perpustakaan, sedangkan kelas 2 dan 3 belajar di ruang darurat yang dibangun secara sederhana,” ujar Bambang, Senin (22/7/2024).

Kondisi serupa juga berlaku untuk ruang kelas 4 dan 5, meskipun pihak sekolah dan siswa memilih bertahan karena tidak ada ruang lain yang tersedia.

Baca juga : Pj Wali Kota Kediri Keliling dan Larisi Dagangan pada Festival Pasar Rakyat Kecamatan Mojoroto, Ini Infonya

Hampir seluruh ruang kelas dari kelas 1 hingga 5 mengalami kerusakan yang serupa, dengan atap dan struktur yang sudah sangat rapuh.

Bambang juga mengungkapkan bahwa sekolah pernah menerima bantuan dari pemerintah melalui Dana Alokasi Umum (DAU) untuk renovasi, namun anggaran tersebut hanya mencakup perbaikan untuk kelas 6 dan ruang kantor guru.

“Kami berharap bisa mendapatkan anggaran tambahan untuk renovasi total, agar seluruh gedung sekolah bisa diperbaiki,” harap Bambang.

Sementara itu, Putri Intan Aulia, salah satu murid kelas 2, mengaku lebih merasa nyaman belajar di ruang darurat dibandingkan di gedung utama. “Meskipun kondisi ruang darurat seadanya, saya lebih takut jika harus belajar di gedung utama karena kondisinya yang semakin parah,” ungkapnya.***
Reporter : Sony Prastyo
Editor : Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *