Kepala DP2KBP3A Kabupaten Kediri, dr. Nurwulan Andadari, menjelaskan bahwa sebagian besar dari pasangan usia dini ini belum siap secara mental dan ekonomi untuk menjadi orang tua, terutama pihak perempuan yang masih cenderung kekanak-kanakan.
“Secara ekonomi mereka juga belum siap dan lebih mengandalkan orang tua. Penyebab utama pernikahan dini di antaranya karena unsur suka sama suka, tidak mau sekolah lagi, putus sekolah, dan kurangnya pengawasan dari orang tua hingga terjadi kehamilan,” ujar Andadari, Rabu (31/7).
Menikah dini bagi wanita juga memiliki risiko tinggi terhadap kesehatan reproduksi, seperti rawan keguguran dan potensi bayi lahir stunting akibat kurangnya asupan gizi yang cukup. Hal ini sering kali disebabkan oleh ketidaksiapan suami dalam mencari nafkah.
“Sejauh ini DP2KBP3A Kabupaten Kediri memberikan edukasi mengenai nikah dini di kalangan remaja sekolah sebaya di Kabupaten Kediri. Tujuannya adalah agar masa remaja diisi dengan kegiatan yang lebih bermanfaat dan positif,” tambahnya.
Edukasi ini diharapkan dapat menekan angka pernikahan dini dan memberikan pemahaman kepada remaja tentang pentingnya kesiapan mental, fisik, dan ekonomi sebelum memutuskan untuk menikah.***