Kediri, LINGKARWILIS.COM – Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi di Kabupaten Kediri terus bertambah. Hingga Sabtu (4/1/2025) siang, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri mencatat sebanyak 251 ekor sapi terpapar PMK.
Dari jumlah tersebut, 166 ekor sapi dilaporkan sakit, 59 ekor telah sembuh, dan 24 ekor lainnya mati.
Plt Kepala DKPP Kabupaten Kediri, drh. Tutik Purwaningsih, mengungkapkan bahwa kasus PMK ini telah menyebar di 19 kecamatan di wilayah tersebut.
Baca juga : Harga Cabai Meroket, Petani Kediri Raup Keuntungan di Awal Tahun
Sebaran kasus tertinggi tercatat di Kecamatan Tarokan dengan 91 kasus dan Kecamatan Banyakan dengan 47 kasus. Sementara itu, kecamatan lain yang turut terdampak meliputi:
- Ngadiluwih: 22 kasus
- Kepung: 12 kasus
- Ngancar: 11 kasus
- Ngasem: 11 kasus
- Mojo: 6 kasus
- Pare: 7 kasus
- Plemahan: 8 kasus
- Gurah: 3 kasus
- Kandangan: 3 kasus
- Gampengrejo: 3 kasus
- Papar: 5 kasus
- Pagu: 7 kasus
- Puncu: 2 kasus
- Purwoasri: 8 kasus
- Grogol: 1 kasus
- Wates: 6 kasus
Menurut Tutik, tim kesehatan hewan (Keswan) DKPP telah melakukan pemeriksaan serta pemberian vaksin pada sapi yang sakit maupun yang masih sehat. Langkah ini diambil untuk mempercepat proses penyembuhan dan mencegah penyebaran penyakit lebih luas.
“Kami menganjurkan peternak untuk segera mengarantina ternak yang sakit dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin,” ujar Tutik.
Ia juga menambahkan bahwa penyebaran PMK tergolong cepat, sehingga peternak diimbau untuk segera melapor kepada petugas kesehatan hewan apabila menemukan tanda-tanda sapi terjangkit penyakit ini.
“Respons cepat dari peternak sangat penting untuk mengendalikan wabah ini dan memastikan ternak mereka mendapatkan penanganan yang tepat,” pungkasnya.***
Reporter: Bakti Wijayanto
Editor : Hadiyin