Ponorogo, LINGKARWILIS.COM – Awal musim kemarau ini, sejumlah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) telah terjadi di Ponorogo. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat setidaknya ada enam insiden Karhutla selama periode Juni hingga Juli 2024.
Kepala BPBD Kabupaten Ponorogo, Masun, mengungkapkan bahwa kebakaran ini terjadi di berbagai wilayah, baik di bagian barat, utara, timur, maupun selatan Kabupaten Ponorogo.
“Seiring musim kemarau, salah satu dampaknya adalah Karhutla. Selama Juni hingga Juli, ada enam titik kebakaran yang terjadi di seluruh wilayah,” kata Masun pada Jumat (2/8/2024).
Baca juga : DPRD Kabupaten Kediri Setujui Raperda RPJPD 2025-2045 dan KUPA PPAS 2024 Tepat Waktu
Masun menambahkan bahwa BPBD Ponorogo telah menetapkan status siaga potensi karhutla. Beberapa lokasi yang terdampak meliputi Desa Tanjung Gunung, Kecamatan Badegan pada 17 Juni 2024, dan kawasan Gunung Mangge, Kecamatan Sukorejo pada 22 Juni 2024.
Untuk penanganan kebakaran, pemadaman dilakukan secara manual dengan melibatkan Tim Reaksi Cepat (TRC), warga sekitar, serta bantuan dari TNI dan Polri. Karhutla lainnya tercatat terjadi pada 19 Juli di Desa Duri, Kecamatan Slahung; 26 Juli di Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, dan Desa Karanglo Kidul, Kecamatan Jambon; serta 31 Juli di Desa Badegan, Kecamatan Badegan.
Luas area yang terdampak bervariasi, berkisar antara 1 hingga 2 hektar, namun ada beberapa lokasi yang masih dalam perhitungan.
Baca juga : Pemkot Kediri Gelar Pelatihan Bersertifikasi BNSP, Cetak Content Creator Handal
Masun juga mencatat bahwa penyebab kebakaran ini diduga karena faktor kelalaian manusia. Meski tidak merambat ke pemukiman warga, ia tetap menghimbau masyarakat untuk lebih waspada dan berhati-hati.
“Penyebabnya bisa berasal dari puntung rokok, seperti di Badegan karena posisinya yang dekat dengan jalan raya. Masyarakat harus lebih waspada dan berhati-hati serta tidak melakukan tindakan yang berpotensi menimbulkan Karhutla,” pungkas Masun.***
Reporter : Sony Dwi P
Editor : Hadiyin