“Saya sebutkan ya, lima saksi kunci. Pertama Ibunda yang melahirkan, kedua ayah kandungnya, tiga orang yang bantu persalinan, empat orang yang mengubur ari-ari, dan terakhir orang yang ikut selamatan sepasaran saat bayi Soekarno berusia lima hari,” katanya, Senin (24/6/2024).
Kus Hartono menekankan pentingnya mengetahui identitas lima orang ini untuk menjawab pertanyaan mengenai kelahiran Soekarno.
“Dokumen tulisan tangan Raden Soekemi dan Beselit perpindahan beliau ke Ploso pada 28 Desember 1901 memang menjadi data primer yang penting. Tapi tanpa mengetahui lima tokoh yang tahu persis kelahiran Soekarno, kita tetap akan mengalami kesulitan,” ujarnya.
Informasi tambahan tentang lima saksi ini juga membantu keluarga Singaraja Bali lebih yakin bahwa Soekarno lahir pada 6 Juni 1902 di Ploso, Jombang. Lima saksi tersebut adalah Ibu Ida Ayu Nyoman Rai Srimben, ibu yang melahirkan, Raden Soekemi, ayah kandung Bung Karno, Kek Suro atau Kyai Mas Surosentono, orang yang membantu persalinan bayi Soekarno. Soemojani, orang yang mengubur ari-ari dan Soemodihardjo, orang yang menjenguk waktu bayi Soekarno berusia lima hari atau saat selamatan sepasaran.
Kus juga mengungkapkan rencana untuk menghadap Guruh Soekarno Putra guna meminta pencerahan lebih lanjut.
“Insya Allah Minggu depan kami ke Jakarta, kami akan mencocokkan dengan dokumen yang ada di Yayasan Bung Karno (YBK) maupun di Universitas Bung Karno (UBK). Kami mohon doa restu semoga Allah senantiasa Memberkahi dan Merahmati perjuangan ini,” tutupnya.
Pengungkapan lima saksi kunci ini diharapkan dapat mengukuhkan data dan dokumen yang ada, memperkuat keyakinan bahwa Soekarno benar-benar lahir pada 6 Juni 1902 di Ploso, Jombang.***
Editor : Hadiyin