Trenggalek, LINGKARWILIS.COM – Produksi perikanan budidaya di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2024 ditargetkan mencapai 4.860,18 ton. Target ini menjadi tantangan tersendiri bagi para petani ikan, terutama karena saat ini sedang terjadi fenomena bediding yang berdampak pada produksi perikanan.
“Musim kemarau ini ditandai dengan fluktuasi suhu yang tinggi, terutama karena sedang musim bediding. Kondisi ini berisiko memicu penyakit pada ikan budidaya,” ungkap Kepala Dinas Perikanan Trenggalek, Cusi Kurniawati, Selasa (13/8/2024).
Cusi menjelaskan bahwa penyakit yang sering menyerang ikan pada musim kemarau antara lain jamur dan bakteri Aeromonas, yang sering menimbulkan gejala klinis mirip cacar.
Baca juga : Pemkot Kediri Siapkan Upaya Intervensi Menanggapi Hasil Rakor Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024
Untuk mengatasi masalah ini, Dinas Perikanan rutin melakukan kunjungan pelayanan ke para pembudidaya ikan melalui inovasi berbasis web yang dinamakan MAS KOKI.
“Inovasi ini meliputi monitoring kualitas air kolam, penggunaan obat ikan kimia dan bahan biologi, serta pengendalian hama penyakit ikan, sehingga diharapkan hasil panen dapat optimal,” tambahnya.
Selain itu, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor perikanan, Dinas Perikanan secara rutin memberikan pembinaan, pendampingan, serta pelatihan atau bimbingan teknis. Langkah-langkah ini diambil guna meningkatkan angka kelangsungan hidup ikan budidaya, terutama di tengah tantangan musim bediding yang mempengaruhi kesehatan ikan.
“Setiap tahun, kami juga memberikan bantuan berupa sarana dan prasarana serta peralatan penunjang budidaya ikan, seperti benih ikan, pakan, hingga obat-obatan,” lanjutnya.
Berbagai langkah tersebut diharapkan mampu membantu realisasi produksi pada semester kedua tahun ini, sebagaimana yang telah dicapai pada semester pertama. Pada semester pertama, Trenggalek mencatat produksi perikanan budidaya sebesar 2.323,98 ton atau 47 persen dari target. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Dari Januari hingga akhir Juni 2023, produksi mencapai 2.293,75 ton. Meskipun ada peningkatan, namun masih belum signifikan,” jelasnya.
Meskipun menghadapi tantangan fluktuasi suhu pada musim bediding, Cusi tetap optimis bahwa target produksi hingga akhir Desember akan tercapai, dengan komoditas unggulan seperti lele, gurami, dan patin.
“Semoga hingga akhir tahun, target produksi budidaya bisa tercapai,” pungkasnya.***
Reporter : Angga Prasetya
Editor : Hadiyin