Mayat tersebut diidentifikasi sebagai Sunariyanto (61), seorang petani yang tinggal di RT 07/RW 03 Dusun Dawuhan, Desa Mancon, Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk.
Kapolsek Wilangan, AKP Susilo, SH, menyatakan bahwa berdasarkan pemeriksaan medis dan visum luar, tidak ada tanda-tanda penganiayaan pada jasad Sunariyanto.
“Menurut informasi dari keluarga dan tetangga, Sunariyanto memiliki riwayat sakit sesak napas,” kata AKP Susilo, Jumat, (15/3/2024).
Selanjutnya, jasad Sunariyanto dibawa pulang ke rumah duka untuk segera dimakamkan, karena keluarga korban telah menerima kejadian ini dengan ikhlas.
“Keluarga korban menerima kematian Sunariyanto dengan ikhlas dan menolak visum dalam atau otopsi, serta bersedia membuat pernyataan,” jelas Kapolsek Wilangan.
Sementara itu, menurut AKP Susilo, kronologi kejadian dimulai ketika saksi M. Fatir Kahfi Kurniawan bersama M. Diva Choirul H sedang mencari kaleng bekas untuk petasan di area persawahan Dusun Awar-Awar, Desa Mancon, Kecamatan Wilangan.
Mereka melihat Sunariyanto dalam keadaan terlentang di dalam gubuk, dengan kaki sedikit tertekuk di samping mesin diesel.
“Mereka lalu memberitahukan kejadian tersebut kepada Katno, kakek Sunariyanto yang berada di rumah. Setelah menerima informasi itu, Katno langsung pergi ke lokasi gubuk sawah,” tambahnya.
“Sebenarnya, sekitar pukul 10.00, saksi M. Fatir Kahfi Kurniawan sempat melihat Sunariyanto dalam posisi terlentang di dalam gubuk, namun saat itu dia mengira Sunariyanto hanya tertidur,” lanjutnya.
Kapolsek Wilangan menambahkan bahwa dalam penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara (TKP), ditemukan alat untuk menyalakan mesin diesel, serta tanah yang teracak-acak di sekitar jasad Sunariyanto.
“Diperkirakan bahwa sebelumnya korban berusaha menyalakan mesin diesel, namun tidak berhasil. Selanjutnya, korban jatuh dan meninggal dunia,” tandasnya.***