Blitar, LINGKARWILIS.COM – Memasuki musim penghujan, warga Kabupaten Blitar diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran chikungunya. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar, sebanyak 79 kasus baru telah dilaporkan dalam kurun waktu 30 hari, sejak akhir 2024.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Blitar, Anggit Ditya Putranto, menjelaskan bahwa chikungunya bukan penyakit mematikan, tetapi gejalanya cukup mengganggu.
Penderita umumnya mengalami demam tinggi, nyeri sendi yang hebat, dan sakit kepala.
“Kami mengimbau masyarakat untuk lebih rajin melakukan pemberantasan sarang nyamuk guna mencegah penyebaran penyakit ini,” ujarnya, Senin (6/1/2025).
Baca juga : Penataan PKL di Jalan Dhoho Kota Kediri Dimulai Secara Tegas Tapi Humanis
Chikungunya disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Orang dengan daya tahan tubuh lemah lebih rentan terserang penyakit ini. Jika tidak segera ditangani, gejalanya bisa memburuk dengan demam yang berlangsung selama berhari-hari.
“Mayoritas penderita di Kabupaten Blitar adalah orang dewasa. Pada Desember 2024 saja, kasusnya menunjukkan peningkatan yang signifikan,” tambah Anggit.
Sepanjang tahun 2024, tercatat sebanyak 345 kasus chikungunya di Kabupaten Blitar. Angka tersebut termasuk 79 kasus yang terjadi pada Desember.
Baca juga : Kementan Salurkan 1828 Dosis Vaksin untuk Sapi Terpapar PMK di Kediri
Sementara untuk awal 2025, data masih terus diperbarui dan dikhawatirkan akan bertambah, mengingat curah hujan yang masih tinggi di sejumlah wilayah.
Anggit menegaskan bahwa pencegahan terbaik adalah menjaga kebersihan lingkungan dan rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk. “Jika mengalami demam dan nyeri sendi yang tidak kunjung membaik, segera periksakan diri ke dokter atau puskesmas terdekat,” pungkasnya.***
Reporter: Aziz Wahyudi
Editor : Hadiyin
