Kediri, LINGKARWILIS.COM – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak musim hujan di wilayah Indonesia, termasuk Kabupaten Kediri, akan berlangsung selama tiga bulan mulai Desember 2024 hingga Februari 2025. Curah hujan diperkirakan terjadi lebih banyak pada siang hari dengan intensitas sedang hingga sangat deras.
Stefanus Joko Sukrisno, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri, menyebutkan bahwa intensitas hujan tinggi dapat memicu luapan air di sungai-sungai, termasuk Sungai Brantas.
“Saat ini debit air Sungai Brantas sudah naik hingga mendekati bibir sungai. Kami mengimbau warga yang tinggal di sekitar aliran sungai untuk tidak beraktivitas di area tersebut demi mencegah potensi kecelakaan air,” ujar Joko, Senin (2/12).
Baca juga : Setiap Lokasi Gerakan Pangan Murah di Kediri Siapkan 1 Ton Beras
Joko juga menekankan bahwa kondisi cuaca ekstrem, dengan perubahan cuaca yang cepat, mengharuskan warga untuk lebih berhati-hati. Ia mengingatkan agar warga tidak berteduh di bawah pohon saat terjadi hujan deras disertai angin karena risiko pohon tumbang yang dapat membahayakan.
“Jika cuaca tidak memungkinkan, sebaiknya warga tetap berada di dalam rumah untuk menghindari bahaya. Carilah tempat aman untuk berteduh jika berada di luar,” tambahnya.
Bagi warga yang tinggal di daerah perbukitan rawan longsor, Joko menyarankan segera mencari tempat pengungsian yang aman. Warga juga diimbau untuk segera melapor ke BPBD atau petugas terdekat jika terjadi bencana guna mempercepat penanganan.
Baca juga : Warga dengan Rumah Rusak Parah Akibat Banjir di Blitar Akan Terima Stimulan Rp 30 Juta
Dengan cuaca yang tidak menentu dan potensi bencana yang meningkat, kesigapan dan kewaspadaan menjadi kunci untuk menjaga keselamatan diri dan lingkungan.***
Reporter : Bakti Wijayanto
Editor : Hadiyin