LINGKARWILIS.COM– Meluapnya Afvoer Watudakon mengakibatkan banjir di Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben pada Jumat (6/12) malam. Hingga saat ini, genangan air dengan ketinggian bervariasi masih merendam rumah warga, mengakibatkan aktivitas sehari-hari lumpuh dan warga kesulitan memenuhi kebutuhan dasar.
Yuniati Maykunah (26), salah satu warga, menyebut banjir kali ini sebagai yang terparah dalam beberapa tahun terakhir. Ia mengungkapkan kesulitan utama yang dihadapi adalah terbatasnya akses bahan pangan serta fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK).
“Mau makan sehari-hari saja susah karena tidak ada orang jualan. Bantuan baru datang hari ini setelah beberapa hari menunggu,” ujarnya pada Senin (9/12).
Selain kesulitan pangan, banyak barang milik warga rusak akibat genangan air. “Sepeda motor saya tenggelam, begitu juga banyak barang-barang di rumah,” tambahnya. Ia berharap pemerintah dapat memberikan solusi jangka panjang agar bencana serupa tidak terulang. “Ini banjir terparah yang pernah kami alami,” tegasnya.
Warga Desa Sambigede Masih Memerlukan Pasokan Air Bersih Pasca Banjir Bandang
Sementara itu Fitri Novitasari (37), warga lainnya juga mengeluhkan hal serupa. Menurutnya, bantuan pangan baru tiba pada hari ketiga setelah banjir terjadi. “Hari ini baru ada makanan, sebelumnya kami belum menerima apa pun,” ungkapnya.
Fitri juga menjelaskan bahwa ketinggian air yang terus meningkat membuat rumahnya tidak lagi aman untuk dihuni. “Awalnya saya masih tidur di rumah, tapi sekarang sudah tidak memungkinkan. Mungkin nanti saya akan mengungsi ke masjid,” katanya.
Kedua warga berharap pemerintah segera mengambil langkah nyata untuk mencegah banjir, seperti memperbaiki tanggul dan memberikan bantuan lebih cepat. “Harapan saya, pemerintah segera memperbaiki tanggul di sungai agar banjir tidak terjadi lagi,” tutup Fitri.
Reporter : Taufiqur Rachman
Editor: Shadinta Aulia Sanjaya