“Data ini diperbarui hingga pukul 22.00 WIB, dan kami terus memperbarui data tersebut,” kata Kepala BPBD Trenggalek, Triadi Admono, Senin (22/4).
Akibat bencana tersebut, sebanyak 141 jiwa dari 46 keluarga mengalami dampak. Selain puluhan rumah, 8 fasilitas sosial/fasilitas umum juga terdampak oleh bencana longsor yang terjadi pada 18-19 April lalu. Petugas telah melakukan berbagai upaya penanganan dan penanggulangan bencana di daerah terdampak.
“Upaya tersebut meliputi pembersihan material longsor dengan menggunakan alat berat dan melalui kerja bakti, pemberian bantuan logistik, serta koordinasi penanganan lanjutan dengan instansi terkait,” tambahnya.
Menurut data BPBD Trenggalek, wilayah terdampak longsor paling banyak terjadi di Kecamatan Munjungan, dengan empat desa terdampak, yaitu Karangturi, Bangun, Besuki, dan Bendoroto. Kemudian, terdapat tiga desa terdampak di Kecamatan Sumurup, Dompyong, dan Surenlor di Kecamatan Bendungan, serta di Petung, Salamwates, dan Pringapus di Kecamatan Dongko.
Di samping itu, satu desa terdampak di tiga kecamatan lainnya, yaitu Desa Tangkil di Kecamatan Panggul, Desa Margomulyo di Kecamatan Watulimo, dan Desa Karangrejo di Kecamatan Kampak. Triadi mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi longsor susulan jika terjadi hujan dengan intensitas tertentu.
“Kami menghimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan memantau perkembangan cuaca secara berkala,” pungkasnya.***
Editor: Hadiyin