Kepala Bidang (Kabid) Penanganan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Tulungagung, Desi Lusiana Wardhani mengatakan, sudah mendapat laporan adanya 18 kasus DBD yang menjangkiti masyarakat di Kabupaten Tulungagung.
Secara rinci mulai tanggal 1 Januari 2024 sampai 7 Januari 2024, total ada sebanyak 7 kasus. Namun pada minggu kedua, kasus DBD justru semakin bertambah sebanyak 11 kasus yang berarti total saat ini sudah ada sebanyak 18 kasus DBD di Tulungagung.
“Pada awal tahun 2024, kami dikejutkan dengan adanya laporan kasus DBD yang mana sampai saat ini sudah ada sebanyak 18 kasus selama dua minggu terakhir,” kata Desi Lusiana Wardhani, Selasa (16/1/2024).
Menurut Desi, 2 korban meninggal akibat DBD meninggal berada di Kecamatan Sumbergempol dan Kecamatan Pucanglaban.
Menurut Desi, apabila dibandingkan dengan tahun 2023 pada periode yang sama, kasus DBD meningkat, lantaran saat itu hanya ada 15 kasus. Padahal di akhir Desember 2023, pihaknya juga sudah melakukan antisipasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
“Bisa dibilang kami saat ini kecolongan, karena pada akhir Desember 2023 kemarin kami sudah melakukan antisipasi dengan melakukan PSN,” ungkapnya.
Terkait upaya penanganan DBD, terdapat dua langkah yang bisa dilakukan yakni secara personal dan melalui program. Secara personal, pihaknya rutin memberikan edukasi pentingnya melakukan PSN agar tidak ada jentik nyamuk di lingkungan warga.
Sedangkan untuk melalui program, pihaknya rutin melakukan fogging untuk memberantas nyamuk dewasa yang ada di lingkungan masyarakat. Namun, dia menekankan jika fogging itu bukan solusi pemberantasan DBD, sehingga PSN harus tetap dilakukan.
“Selain PSN, pemakaian lotion nyamuk atau obat nyamuk itu tetap harus digunakan, apalagi saat wilayah itu kerap terjadi hujan,” pungkasnya.***
Reporter: Mochammad Sholeh Sirri
Editor: Hadiyin