Kediri, LINGKARWILIS.COM – Pemilik tempat penampungan limbah balungan atau tulang belulang sapi di wilayah RT 05 RW 01 Kelurahan Ngampel Kecamatan Mojoroto Kota Kediri yang meresahkan warga karena menimbulkan bau busuk menyengat digiring ke Polsek Mojoroto untuk membuat surat pernyataan.
Hal ini disampaikan Kepala Kelurahan Ngampel Muhammad Subagyo. Kata Subagyo, keresahan masyarakat langsung ditindaklanjuti bagian trantib dan Bhabinkamtibmas dengan mencari pemilik tempat penampungan tersebut.
“pemiliknya namanya Supriyadi warga Dusun Kenton Desa Manyaran Kecamatan Banyakan,” ujar Subagyo, Selasa (16/4/2024).
Supriyadi, kata Subagyo, begitu tiba di Polsek Mojoroto langsung diminta membuat surat pernyataan untuk segera membersihkan tempat penampungan limbah tersebut dan membongkarnya.
“yang bersangkutan sudah membuat surat pernyataan bermaterai dan saya ikut hadir juga waktu itu”imbuhnya.
Muhammad Subagyo menegaskan bahwa selaku Kelapa Kelurahan Ngampel dirinya tidak dimintai izin terkait penggunaan tempat penampungan limbah tersebut.
“yang bersangkutan itu menyewa lahan milik warga dan kami tidak tahu ternyata digunakan untuk itu. Kami tahunya ya dari keluhan warga,” lanjutnya.
Untuk diketahui, Warga Kelurahan Ngampel Kecamatan Mojoroto Kota Kediri menuntut tempat penampungan limbah balungan atau tulang belulang sisa jagal penyembelihan sapi yang ada di wilayah RT 05 RW 01 setempat segera ditutup.
Selain karena tidak berizin tempat penampungan limbah balungan tersebut menimbulkan gangguan berupa bau busuk yang menyengat.
Warga mengancam jika tetap dilanjutkan kegiatan penampungan limbah balungan itu maka warga akan menutu paksa.
Heri Nurdianto, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Kelurahan Ngampel menuturkan bangunan semi permanen tersebut bukan hanya meresahkan masyarakat sekitar juga mengganggu lingkungan Pondok Pesantren Al Mahrusiyah, Ngampel.
“Jaraknya sekitar 200 meter dari pondok dan 400 meter dari perkampungan warga,” jelas Heri.
Heri menambahkan bau busuk yang menyengat dari lokasi penampungan limbah balungan itu sangat mengganggu para petani yang menggarap sawah di sekitar lokasi. Bahkan banyak lalat -lalat ukuran besar berterbangan yang dikhawatirkan membawa penyakit.***
Reporter : Agus Sulistyo Budi
Editor : Hadiyin