Dinas Perikanan Kabupaten Kediri Kembangkan Budidaya Ikan Nila Modern

Dinas Perikanan Kabupaten Kediri Kembangkan Budidaya Ikan Nila Modern
Budi daya ikan nila di Kabupaten Kediri (bakti)

Kediri, LINGKARWILIS.COM – Produksi benih ikan nila di Kabupaten Kediri saat ini telah mencapai angka 3,3 miliar ekor per tahun dengan nilai ekonomi mencapai Rp 120 miliar per tahun. Kabupaten Kediri bahkan menjadi pemasok benih nila untuk dua daerah di Jawa Timur dan Bali.

Namun, produksi pembesaran ikan nila di wilayah tersebut masih belum seimbang, hanya mencapai 2.300 ton per tahun, yang tidak sebanding dengan produksi benih nila.

Dinas Perikanan Kabupaten Kediri menargetkan peningkatan produksi hingga akhir tahun 2024, dengan capaian konsumsi ikan nila sebesar 3.000 ton dan target produksi benih mencapai 3,5 miliar ekor.

Baca juga : Kantor Imigrasi Kediri Tolak 19 Permohonan Paspor Karena Indikasi Penyalahgunaan

Nur Hafid, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kediri, mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang memengaruhi produksi adalah kondisi geografis wilayah yang tidak memiliki aliran air deras, padahal ikan nila membutuhkan aliran air yang deras untuk pertumbuhan optimal.

Oleh karena itu, pihaknya mulai menerapkan sistem budidaya ikan nila modern untuk mengatasi kendala tersebut.

“Sistem budidaya modern ini memanfaatkan teknologi probiotik dan aerator yang sesuai dengan kebutuhan ikan nila,” jelas Hafid.

Dengan sistem ini, kepadatan ikan yang dapat dipelihara meningkat signifikan. Jika secara tradisional hanya bisa menampung 5 ekor per meter persegi, budidaya modern memungkinkan penambahan hingga 80-100 ekor per meter persegi. Sementara itu, budidaya dengan kincir hanya mampu menampung 15 ekor per meter persegi.

Baca juga : Satreskrim Polres Kediri Kota Ringkus Pelaku Penganiayaan yang Menyebabkan Korban Tewas di Balowerti, Sempat Kabur ke Rumah Teman

Prinsip budidaya modern ini menggunakan kolam berbentuk bulat atau persegi dengan penambahan oksigen melalui aerator serta penggunaan probiotik untuk menjaga kualitas air. Aerator yang digunakan memiliki kapasitas 25 putaran per menit per meter kubik, yang membuat lingkungan ikan nila menyerupai habitatnya di air deras.

“Dengan budidaya modern, waktu pemeliharaan untuk menghasilkan ikan nila dengan bobot 350 gram per ekor hanya memerlukan 4 bulan, dibandingkan dengan 7 bulan pada sistem tradisional,” tambah Hafid.

Penggunaan sistem ini diharapkan dapat meningkatkan produksi ikan nila secara signifikan serta mempercepat proses budidaya di Kabupaten Kediri.***

Reporter : Wijayanto

Editor : Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *