Blitar, LINGKARWILIS.COM – Kasus keracunan massal yang menimpa karyawan peternakan ayam setelah menyantap gurami bakar akhirnya terungkap. Para korban yang berasal dari Desa Ampelgading, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar, diduga kuat mengalami keracunan akibat air yang digunakan untuk mengolah masakan tersebut terkontaminasi bakteri Salmonella.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar melakukan uji laboratorium terhadap sampel makanan yang dikonsumsi warga. Berdasarkan hasil sementara, air yang digunakan untuk memasak gurami dinyatakan positif mengandung bakteri Salmonella, penyebab utama diare.
“Dari hasil uji lab kami, air yang digunakan untuk memasak gurami diduga mengandung bakteri Salmonella. Namun, hasil dari Dinkes Provinsi Jawa Timur belum keluar,” jelas Endro Pramono, Koordinator Surveilans dan Imunisasi Dinkes Kabupaten Blitar, Selasa (09/10).
Baca juga : BPBD Kabupaten Kediri Waspadai Kebakaran di Musim Peralihan, Ini Infonya
Endro menyampaikan bahwa setelah kejadian, Dinkes segera mengambil tindakan dengan memeriksa makanan dari catering yang menyediakan menu gurami tersebut. Air yang digunakan untuk mencuci dan memasak ikan diduga tercemar bakteri akibat proses mencuci yang tidak bersih, terutama karena penggunaan air dari sumur bor yang dipakai berulang kali.
Sementara hasil uji laboratorium dari Dinkes Provinsi belum keluar, Dinkes Kabupaten Blitar sudah bergerak dengan mengunjungi catering terkait dan memberikan arahan agar lebih berhati-hati dalam menjaga kualitas air dan kebersihan makanan.
Kasus keracunan ini melibatkan 22 orang karyawan dan keluarga peternakan ayam di Jatinom, Kanigoro, Kabupaten Blitar. Para korban mengeluh mual, muntah, dan pusing setelah menyantap paket makanan yang terdiri dari gurami bakar, lalapan, dan sambal. Kejadian ini bermula saat acara hajatan rutin yang dilakukan oleh PT JI, dengan pembagian paket makanan dilakukan pada Sabtu (28/09) dan Minggu (29/09).
Baca juga : Pemkot Sukses Tumbuhkan Ekonomi Kreatif, Kota Kediri Terpilih Jadi Fokus Riset Brida Provinsi Jatim
Para korban segera dilarikan ke berbagai fasilitas kesehatan, termasuk klinik Pelita Husada, Puskesmas Selorejo, RS Wafa di Kesamben, dan RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Hingga saat ini, sebagian besar korban telah pulih dan kembali beraktivitas, meskipun kondisi mereka tetap dipantau.
Pihak Dinkes berharap kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi penyedia makanan untuk selalu menjaga kebersihan dan memastikan air yang digunakan dalam proses memasak aman dari kontaminasi bakteri.***
Reporter: Rizky Rusdiyanto
Editor: Hadiyin