Trenggalek, LINGKARWILIS.COM – Meskipun Kabupaten Trenggalek diguyur hujan lebat selama dua hari berturut-turut, kekeringan yang melanda wilayah ini belum tuntas dan justru semakin meluas. Hujan yang turun pada 19-20 Oktober juga memicu sejumlah bencana alam, termasuk tanah longsor di beberapa titik.
Data dari BPBD Trenggalek menunjukkan bahwa wilayah terdampak bencana hidrometeorologi akibat hujan tersebut meliputi Desa Dukuh dan Sawahan di Kecamatan Watulimo, Desa Jombok dan Pule di Kecamatan Pule, serta 11 titik di Desa Bangun, Kecamatan Munjungan. Namun, dari daerah-daerah tersebut, hanya Desa Pule yang masuk wilayah terdampak kekeringan.
Menurut Kepala BPBD Trenggalek, Triadi Admono, meskipun hujan dapat mengurangi dampak kekeringan di beberapa wilayah, secara keseluruhan belum mampu menanggulangi krisis air bersih yang melanda banyak desa.
Baca juga : Sebanyak 28 Lokasi akan Dijadikan Tempat Test Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS Kabupaten Kediri
“Hujan memang mengurangi kekeringan di wilayah tertentu, tetapi secara keseluruhan belum dapat menanggulanginya,” jelas Triadi, Selasa (22/10).
Saat ini, kekeringan telah melanda 70 desa di 14 kecamatan di Kabupaten Trenggalek, yang mencakup hampir separuh dari total 152 desa dan 5 kelurahan. Dampaknya dirasakan oleh 37.541 jiwa dari 15.488 kepala keluarga yang mengalami krisis air bersih.
BPBD telah mendistribusikan 1.588 tangki air bersih, serta menyediakan 219 terpal, 236 tandon, 49 tandon lipat, dan 820 jeriken untuk membantu warga.
Baca juga : Pembacok Calon Pengantin Serahkan Diri ke Polres Nganjuk, Ini Motifnya
“Semoga kekeringan di Trenggalek segera berakhir,” pungkas Triadi.***
Reporter: Angga Prasetya
Editor: Muji Hartono