Gaza, LINGKARWILIS.COM – Kelompok Hamas menuding militer Israel melakukan pembantaian terhadap warga sipil di Jalur Gaza dengan menjadikan titik distribusi bantuan sebagai lokasi penyergapan mematikan. Tuduhan ini disampaikan dalam pernyataan resmi Hamas, Kamis (19/6).
Dalam pernyataan seperti dilansir dari laman Minanews, Hamas menyebutkan bahwa puluhan warga Palestina termasuk perempuan dan anak-anak menjadi korban dalam rangkaian serangan udara beberapa hari terakhir yang mereka sebut sebagai “eskalasi brutal dan disengaja” dari pasukan Israel.
Salah satu serangan dikabarkan menghantam tenda-tenda pengungsi di Kamp Shati, barat Kota Gaza, menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai puluhan lainnya. Serangan lain terjadi di kawasan Jabalia, Gaza utara, yang menewaskan delapan warga sipil.
Baca juga : Dua Paskibra Asal Kabupaten Kediri Ikuti Tahap Akhir Seleksi Nasional
Hamas menegaskan bahwa lokasi-lokasi distribusi bantuan kemanusiaan yang didukung oleh pihak Israel-Amerika—yang oleh Hamas disebut sebagai “titik-titik Zionis-Amerika”—telah berubah menjadi jebakan maut bagi rakyat Gaza yang tengah berjuang mencari makanan dan air bersih.
“Tempat-tempat yang dilabeli sebagai pusat bantuan itu telah menjadi arena pembunuhan massal bagi warga yang kelaparan,” ungkap Hamas dalam pernyataannya, seperti dilaporkan Palestinian Information Center.
Sebelumnya pada Kamis, 22 warga dilaporkan tewas di Gaza selatan dan Khan Yunis ketika pasukan Israel disebut melepaskan tembakan ke arah kerumunan yang sedang mengantre bantuan.
Baca juga : Pemkab dan DPRD Kabupaten Kediri Bahas Sinkronisasi Raperda APBD 2024 dan RPJMD 2025–2030
Hamas menyebut situasi di Gaza sudah memasuki tahap kritis setelah hampir 20 bulan menghadapi gempuran udara dan blokade ketat dari Israel. Mereka menyatakan bahwa akses terhadap bantuan kemanusiaan adalah hak asasi manusia yang tak bisa ditawar.
Kelompok tersebut juga menyerukan kepada komunitas internasional, termasuk PBB, Liga Arab, dan negara-negara Muslim, untuk bertindak cepat menghentikan kekerasan. Hamas menuntut pertanggungjawaban atas apa yang mereka sebut sebagai kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel.
Sejak 27 Mei, Hamas mencatat sedikitnya 420 warga Gaza tewas dan hampir 3.000 lainnya terluka di sekitar titik distribusi bantuan yang dijalankan oleh “Yayasan Bantuan Kemanusiaan Gaza” – lembaga yang menurut Hamas ditolak secara luas oleh komunitas internasional karena dianggap sebagai alat propaganda Israel-Amerika.
Editor : Hadiyin