LINGKARWILIS.COM – Kenaikan harga minyak goreng berdampak signifikan pada perajin tahu goreng di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang.
Sabtu (20/7/2024), para pembuat tahu memilih untuk mengurangi ukuran tahu agar tetap bisa berproduksi meskipun harga minyak goreng melonjak.
Pantauan di lokasi usaha pembuatan tahu milik Nuryatim menunjukkan aktivitas pekerja yang sibuk membuat, menggoreng, dan mengemas tahu goreng untuk dikirim ke konsumen. Usaha ini telah berjalan selama puluhan tahun dan terus bertahan di tengah fluktuasi harga bahan baku.
Ditemui di tempat usahanya, Nuryatim menjelaskan bahwa harga minyak goreng naik dari Rp 15 ribu per kilogram menjadi Rp 16 ribu per kilogram sejak tiga bulan lalu, memaksa mereka mengurangi ukuran tahu untuk menghindari kerugian.
MPLS di MAN 7 Jombang Bangun Kebersamaan dengan Bermain Tandem Bekiak
“Alhamdulillah, meskipun harga minyak goreng naik, pengusaha tahu tertolong karena harga kedelai yang turun dari Rp 12 ribu per kilogram menjadi Rp 11 ribu per kilogram, sehingga operasional masih bisa disiasati,” terangnya.
Nuryatim menyebutkan bahwa kenaikan harga minyak goreng berdampak signifikan pada usaha tahu goreng mereka. Untuk bertahan, mereka memilih tidak menaikkan harga, melainkan memperkecil ukuran tahu.
“Perajin tahu mensiasati dengan mengurangi ukuran supaya tidak merugi. Kami membutuhkan lima kwintal bahan baku kedelai per hari dan berharap pemerintah mengembalikan harga minyak ke level normal,” pungkasnya.
Reporter : Taufiqur Rachman
Editor: Shadinta Aulia Sanjaya