Kediri, LINGKARWILIS.COM – Dinas Pendidikan Kota Kediri menggelar agenda Parenting mengenai pola asuh yang benar dan baik dengan sasaran orang tua Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Sekolah Luar Biasa (SLB) Putera Asih di Kelurahan Balowerti Kota Kediri, Selasa (26/3/2024).
Acara tersebut dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Anang Kurniawan sekitar pukul 09 WIB, didampingi Heri Nurdianto dari Yayasan Lembaga Perlindungan Anak (YLPA) Kediri dan Kepala Sekolah SLB Putera Asih, Komarul Hadi S.Pd.
Pada sekitar 100 orang tua siswa yang hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Muhammad Anang Kurniawan menyampaikan terimakasih pada semua orang tua yang memberi respon positif dengan menghadiri acara tersebut.
“terimakasih pada panjengan semuanya, orang tua orang tua hebat yang hadir di acara ini,” ucapnya mengawali acara pembukaan.
Kata Muhammad Anang Kurniawan, banyak orangtua yang menghadapi kesulitan dalam mengasuh dan memberikan dukungan kepada anak-anak mereka yang memiliki kebutuhan khusus (ABK).
Untuk itu, kata Muhammad Anang Kurniawan, setiap orang tua wajib memiliki ilmu tentang pola asuh yang baik apalagi sebagai orang tua anak ABK yang memiliki keterbatasan tertentu.
“Ini merupakan hal yang harus dilakukan, orang tua anak ABK harus punya ilmu dan pendekatan positif dalam membentuk karakter anak meski punya keterbatasan,” lanjutnya.
Anang Kurnaiwan berpesan pada orang tua untuk bersabar dalam mendidik anaknya. Jangan sampai putus asa dan mengeluh.
“Anda adalah orang tua terpilih, Harus bersabar dan terus belajar bagaimana mendapingi anak dengan baik dan positif,” imbuhnya.
Anang Kurnaiwan juga menegaskan bahwa Dinas Pendidikan Kota Kediri sangat merespon upaya pemenuhan hak pendidikan bagi anak-anak inklusi. Pada 2024 ini jumlah sekolah reguler yang menampung anak inklusi akan ditambah.
“Di Kota Kediri beberapa sekolah baik SMP maupun SD ditunjuk sebagai sekolah inklusi dan pada tahun ini jumlahnya akan kami tambah sehingga pendidikan anak berkebutuhan khusus terfasilitasi tanpa ada diskriminasi,” pungkasnya.
Sementara itu, Psikolog dari IAIN Kediri, Shofi Mirwani yang menjadi nara sumber dalam acara tersebut menyampaikan sejumlah prinsip-prinsip pengasuhan anak yang harus dipahami dalam penampingan Anak Berkebutuhan Khusus.
“mengasuh anak itu prinsip-prinsip yang harus dipahami sama, hanya saja karena memiliki anak yang berbeda, orang tua anak ABK harus mengetahui pendekatan-pendekatan yang cocok digunakan dalam pendampingan anak di rumah sesuai dengan keterbatasan masing-masing anak,” jelasnya.
Kemudian Heri Nurdianto, Dewan Pengawas YLPA Kediri menekankan pentingnya peran orangtua dalam pendidikan anak-anak ABK. Dalam kegiatannya, pihaknya secara sengaja memang melibatkan orangtua ABK mengingat perannya sangat penting dalam mendukung tumbuh kembang dan pendidikan anak..
“Pembentukan karakter anak yang masuk kategori ABK bukan hanya berasal dari sekolah atau guru, tetapi juga sangat bergantung pada peran orangtua,” ucapnya.
Heri menjelaskan bahwa kolaborasi antara orangtua, guru, dan lembaga yang memperjuangkan hak-hak ABK sangat penting agar kedua belah pihak dapat bekerja sama dengan baik dan menciptakan lingkungan yang nyaman di rumah.
“Melalui kegiatan ini ada ruang dialog yang lebih intensif dan mendalam antara orangtua ABK dengan narasumber. Ini akan menjadi wadah untuk bertukar pikiran dan pengalaman, serta meningkatkan pemahaman tentang cara terbaik untuk mendukung perkembangan anak-anak ABK secara optimal,” pungkas Heri.
Sementara itu, para orangtua anak ABK yang hadir dalam acara tersebut sangat antusias mengikuti apa yang disampaikan nara sumber. Beberapa orang tua menyampaikan pertanyaan yang berkaitan dengan masalah pengasuhan di rumah yang selama ini mereka alami.***