Kesadaran Rendah dalam Pengelolaan Sampah Picu Banjir di Kabupaten Kediri

Kesadaran Rendah dalam Pengelolaan Sampah Picu Banjir di Kabupaten Kediri
Kepala BPBD Kabupaten Kediri saat memberikan keterangan (rizky)

Kediri, LINGKARWILIS.COM – Minimnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya menjadi salah satu penyebab utama banjir yang kerap melanda wilayah Kabupaten Kediri. Beberapa desa di kawasan barat sungai, seperti Desa Bakalan (Kecamatan Grogol), Desa Tiron, dan Desa Manyaran (Kecamatan Banyakan), baru-baru ini dilaporkan terkena banjir akibat luapan sungai.

Kepala BPBD Kabupaten Kediri, Stefanus Djoko Sukrisno, menyampaikan bahwa banjir di Kecamatan Banyakan, Grogol, dan Papar terjadi karena meningkatnya debit air akibat curah hujan tinggi, ditambah perilaku warga yang membuang sampah sembarangan di aliran sungai.

“Ketika debit air meningkat, sampah yang menumpuk di bendungan menjadi penyebab utama penyumbatan aliran air, sehingga banjir tidak terhindarkan,” ujarnya, Selasa (10/12/2024).

Baca juga : Kelurahan Ngampel dan Dandangan Kota Kediri Serius Perangi Narkoba, Ini Program yang Dijalankan

Djoko mengungkapkan bahwa selain perilaku masyarakat, kerusakan tanggul juga menjadi faktor penyebab banjir. Beberapa tanggul tidak mampu menahan tekanan air dan mengalami kerusakan. Untuk mengatasi hal ini, BPBD bekerja sama dengan Dinas PUPR untuk memperbaiki tanggul dan melakukan pemasangan tambahan di beberapa titik.

Ia juga menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga kebersihan sungai. “Kami mengimbau warga untuk lebih peduli terhadap lingkungan dengan tidak membuang sampah di aliran sungai,” tambahnya.

Sebagai langkah antisipasi, BPBD Kabupaten Kediri telah membentuk tim siaga bencana di tingkat desa. Tim ini dilatih untuk mengenali potensi bencana, melakukan evakuasi, dan menangani pasca-bencana.

Baca juga : Sambut Dandim 0809/Kediri, Mas Dhito Apresiasi Kinerja Letkol Inf Aris Setiawan

Selain banjir, ancaman bencana lainnya seperti tanah longsor dan angin puting beliung juga menjadi perhatian BPBD. Djoko mencatat bahwa longsor pernah terjadi di Desa Jugo dan Desa Petungroto (Kecamatan Mojo), sementara angin kencang sempat melanda Kecamatan Plosoklaten dan Ngancar.

“Wilayah yang rawan longsor, seperti Kecamatan Mojo dan Semen, menjadi fokus utama kami dalam upaya mitigasi,” pungkasnya.***

Reporter: Rizky Rusdiyanto

Editor : Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *