Kediri, LINGKARWILIS.COM – Penerimaan APBN Semester I 2024 wilayah Kediri Raya mengalami pertumbuhan negatif sebesar 27,75 persen. KPPN Kediri menilai, meski terjadi pertumbuhan negatif, kondisi saat ini masih dalam tingkat yang terjaga.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh KPPN Kediri, masih terdapat surplus sebesar Rp8.226,36 miliar dari nilai belanja sebesar Rp4.753,62 miliar dari APBN yang digelontorkan di wilayah Kediri Raya.
“Sektor Pendapatan di wilayah Kediri Raya sampai dengan akhir Semester I 2024 mencatatkan nilai sebesaar Rp12.979,98 miliar tumbuh negatif sebesar 27,75 persen dibanding periode yang sama tahun yang lalu,” ujar Yudi Santoso, Kepala Seksi Bank KPPN Kediri, Rabu (31/7).
Penerimaan didominasi oleh penerimaan perpajakan sebesar Rp12.722,2 miliar, sedangkan PNBP menyumbang sebesar Rp257,78 miliar.
Sementara penerimaan dari bea masuk dan cukai yang diampu oleh KPPBC TMC Kediri menyumbang penerimaan sebesar Rp11.812,22 miliar dengan rincian bea masuk sebesar Rp2,64 miliar dan cukai sebesar Rp11.809,58 miliar.
Penerimaan yang dibukukan oleh KPPBC TMC Kediri hingga semester I tahun ini telah mencapai 34,12 persen dari target sebesar Rp34.619,43 miliar yang ditentukan untuk tahun ini.
PNBP hingga semester I ini masih ditopang oleh dua satuan kerja, yakni Rumah Sakit Bhayangkara Kediri dan Rumah Sakit Bhayangkara Nganjuk, dengan penerimaan masing-masing sebesar Rp78,86 miliar dan Rp43,61 miliar.
Lebih lanjut, mengenai realisasi belanja di wilayah Kediri Raya pada semester I ini tercatat mengalami pertumbuhan positif, telah terealisasi sebesar 53 persen atau senilai Rp1.201,67 miliar dari pagu sebesar Rp2.216,49 miliar. Capaian ini membuat Kediri Raya berada di atas rata-rata nasional untuk capaian realisasi APBN.
“Sedangan belanja Transfer ke Daerah telah tersalurkan sebesar Rp3.551,95 miliar dari pagu sebesar Rp6.813,37 miliar atau sebesar 52 persen,” katanya.
Melihat capaian semester I ini, KPPN Kediri akan berusaha mengejar kekurangan hingga mencapai target yang telah ditetapkan pada akhir tahun nanti.
Editor: Ahmad Bayu Giandika