LINGKARWILIS.COM – Libur Natal dan Tahun Baru membawa rezeki melimpah bagi Suciati, pembuat kue bolen pisang asal Desa Keras, Kecamatan Diwek, Jombang. Pesanan kue bolen yang sering dijadikan hampers dan oleh-oleh khas meningkat drastis.
Menurut Suciati, produksi kue bolennya selama musim liburan naik hingga tiga kali lipat dibandingkan biasanya. “Kalau biasanya saya hanya memakai sekitar 40 cengkeh pisang per hari, sekarang lebih dari 100 cengkeh untuk memenuhi permintaan,” ujarnya pada Minggu (29/12).
Sejak mulai usahanya pada 2018, bolen pisang buatan Suciati dikenal luas karena kualitasnya. Teksturnya pulen, renyah, dan memiliki rasa khas yang membuatnya populer, tidak hanya di kalangan masyarakat lokal, tetapi juga hingga ke pasar internasional seperti Australia dan Bangladesh.
Nasi Pecel Pincuk Kembang Turi Bu Wiji, Sarapan Legendaris yang Menggugah Selera di Jombang
Selama periode ini, sebagian besar pembeli memesan bolen sebagai hampers dan oleh-oleh. Harganya bervariasi, mulai dari Rp 3.000 per biji hingga Rp 90.000 untuk paket hampers.
Namun, usaha Suciati bukan hanya soal bisnis. Ia juga memberdayakan 13 perempuan yang merupakan korban kekerasan di Jombang sebagai tenaga kerja. “Saya ingin usaha ini tidak hanya membantu perekonomian keluarga, tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat yang membutuhkan,” jelasnya.
Dalam sehari, Suciati bisa memperoleh omzet hingga Rp 3 juta. “Lonjakan pesanan seperti ini sangat membantu keuangan keluarga,” tambahnya.
3 Resep Kreasi Indomie Nikmat yang Wajib Kalian Coba, Cocok untuk Musim Hujan!
Nur Fadilah, salah satu pelanggan, mengaku kue bolen Suciati selalu menjadi pilihannya untuk oleh-oleh. “Rasanya enak, harganya pas di kantong, dan saya senang karena mendukung pemberdayaan perempuan,” katanya.
Dengan kualitas yang terjaga dan komitmen sosialnya, usaha Suciati membuktikan bahwa musim liburan bukan hanya peluang ekonomi, tetapi juga inspirasi untuk membantu sesama.
Reporter : Agung Pamungkas
Editor: Shadinta Aulia Sanjays