Ritual ini diadakan sebagai ungkapan syukur atas melimpahnya hasil tangkapan ikan serta doa agar para nelayan diberi keselamatan saat melaut.
Wakil Bupati Trenggalek, Syah Muhammad Natanegara, yang ikut serta dalam kegiatan tersebut, menyatakan bahwa labuh laut merupakan bagian dari pelestarian budaya warisan leluhur.
“Kegiatan labuh laut ini melestarikan budaya warisan leluhur. Di situ ada pembelajaran yang mendalam bagaimana kita mensyukuri apa yang didapat dari alam dengan kita menjaga dan merawatnya,” ujar Mas Syah, sapaan akrabnya.
Mas Syah menambahkan bahwa langkah ini sejalan dengan cita-cita Trenggalek untuk menjadikan Net Zero Carbon sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045, yang mengedepankan ekonomi biru dan hijau sebagai kekuatan ekonomi masa depan.
“Sedekah laut ini kami harapkan dapat menjadi upaya bersama untuk menjaga alam. Dengan menjaga alam, atau pantai kita, InsyaAllah akan membawa manfaat yang baik untuk kita semua,” imbuhnya.
Baca juga : Manfaatkan Bandara Dhoho, Pemkot Kediri Melalui DKPP Kota Kediri Dorong Petani Tanaman Hias Go Internasional
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati juga mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan yang dapat merusak ekosistem laut.
Gangguan pada ekosistem laut akan mempengaruhi produktivitas ikan dan secara otomatis mempengaruhi perekonomian masyarakat yang bergantung pada sektor kelautan.
“Dengan menjaga kebersihan pantai, kita dapat mendukung ekonomi yang lebih baik, pariwisata yang berjalan lebih lancar, serta hasil alam yang melimpah. Dengan demikian, kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat Joketro, diharapkan dapat meningkat,” pungkasnya.***
Editor : Hadiyin
