LINGKARWILIS.COM – Kabupaten Tulungagung yang selama ini dikenal sebagai Kota Marmer ternyata juga menyimpan jejak-jejak kejayaan kerajaan-kerajaan besar di Nusantara.
Hal ini pun menarik perhatian pegiat Aksara Kawi dari Komunitas Kulon Wilis, yang kemudian melakukan kunjungan ke berbagai situs bersejarah di Tulungagung untuk mendalami Aksara Kawi.
Kabupaten Tulungagung memiliki peran penting dalam sejarah kerajaan di Nusantara, terbukti dari banyaknya situs-situs bersejarah yang tersebar di wilayah ini.
Diketahui bahwa Tulungagung memiliki enam candi peninggalan kerajaan Hindu-Buddha yang telah ada sejak abad ke-9, diantaranya adalah Candi Gayatri dan Candi Dadi yang diyakini dibangun pada masa Kerajaan Majapahit di bawah pemerintahan Prabu Hayam Wuruk, serta Candi Penampihan yang diperkirakan berdiri sejak abad ke-9. Selain itu, terdapat pula Candi Sanggrahan, Candi Mirigambar, dan Candi Ampel.
Sugeng Riyadi, Ketua Komunitas Kulon Wilis Tulungagung, menyatakan bahwa melalui enam candi tersebut, banyak artefak kuno dan prasasti yang ditemukan, termasuk Prasasti Lawadan yang menjadi bukti berdirinya Kabupaten Tulungagung.
Banyaknya prasasti peninggalan kerajaan Hindu-Buddha di Tulungagung menarik perhatian 64 pegiat aksara kawi dari berbagai daerah untuk mempelajari aksara ini lebih dalam. Aksara kawi yang ada pada prasasti-prasasti tersebut ditulis dengan penanggalan yang akurat, meskipun terkenal sulit untuk dipelajari.
Komunitas Kulon Wilis, yang awalnya hanya terdiri dari Sugeng dan beberapa rekannya, kini telah membuka kelas daring untuk belajar aksara kawi yang menarik minat banyak orang dari seluruh Indonesia.
Hingga kini, komunitas ini telah meluluskan 26 angkatan, dengan peserta dari berbagai daerah termasuk Jakarta, Bogor, Yogyakarta, Lombok, Bali, serta wilayah lokal Jawa Timur seperti Ponorogo, Trenggalek, Blitar, dan Kediri.
Sugeng menjelaskan bahwa aksara kawi sering tersemat pada prasasti peninggalan kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara, termasuk yang ada di Tulungagung. Hal ini menjadikan prasasti-prasasti di Tulungagung sebagai bahan praktik yang ideal untuk belajar aksara kawi.
Contohnya, Prasasti Lawadan yang berasal dari tahun 1127 Saka atau 1202 Masehi, menggambarkan cikal bakal Kabupaten Tulungagung dan ditulis menggunakan aksara kawi, sehingga menjadi bahan praktik yang tepat bagi para pegiat aksara kawi.
Reporter : Mochammad Sholeh Sirri
Editor: Shadinta Aulia Sanjaya