Daerah  

Meski Mengakui Program Korporasi Sapi Belum Ada Untungnya, Ketua Kelompok Tani Subur Tetap Pertahankan Anggota untuk Pegang Komitmen  

Meski Mengakui Program Korporasi Sapi Belum Ada Untungnya, Ketua Kelompok Tani Subur tetap Pertahankan Anggota untuk Pegang Komitmen
Salah satu kandang sapi milik kelompok tani di Ngadiluwih penerima program korporasi (Bidu)
Kediri, LINGKARWILIS.COM – Siswoko, Ketua Kelompok tani Subur Mujur Makmur Abadi di Desa Tales Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri, salah satu kelompok tani penerima program korporasi sapi dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI tahun 2021 mengaku akan mempertahankan semua anggota kelompok untuk tidak keluar dari keanggotaan.
Hal itu disampaikan Siswoko karena kekhawatiran jika banyak anggota kelompok tani yang keluar maka beban untuk mengelola program tersebut akan semakin berat. Mengingat kelompok tani membutuhkan biaya operasional pemeliharaan sapi yang sebagian berasal dari dana patungan anggota.
“Memang dana patungan kemarin itu hak masing-masing anggota, misal  diambil ya bisa, tetapi  kami kan sudah komitmen sebelumnya bahwa program ini dijalankan bersama-sama,” ujar Siswoko kemarin.
Siswoko menambahkan, sesuai petunjuk teknis, anggota kelompok tani yang mengelola program korporasi sapi minimal jumlahnya sepuluh orang.
“kalau banyak yang keluar dan tinggal 10 orang misalnya kemudian kami harus pinjam uang di bank untuk biaya operasional, ya berat,” lanjutnya.
Namun meski  berupaya mempertahankan keanggotaan tetapi bila ada yang ngotot keluar dan menarik uang patungannya dia tetap akan memberikan.
“ya kalau diminta lagi  uang patungannya ya bisa, tapi jangan,” harapnya.
Untuk diketahui, mayoritas anggota Kelompok Tani Subur Mujur Makmur Abadi di Desa Tales Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri kini resah mengingat uang patungan biaya  operasional yang mereka keluarkan yang nilainya jutaan rupiah  belum menghasilkan keuntungan.
Mewakili anggota kelompok tani, Khoirul Idris, salah satu anggota  mengatakan, penjualan sapi dari total 100 sapi jantan yang diterima dari pemerintah itu hasil penjualannya tidak ada yang diberikan pada anggota kelompok tani yang  sudah menyetor uang patungan.
“Saya sudah keluar uang  Rp 8 juta 300 untuk 2 ekor sapi dan sampai saat ini belum dapat apa-apa. Saya akan segera meminta uang saya,” ucapnya.
“Sebelumnya jumlah anggota kelompok tani Subur Mujur Makmur Abadi  lebih dari 50 orang, kini tersisa sekitar 30 orang, yang lainnya mundur,”pungkasnya.***
Editor : Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *