LINGKARWILIS.COM – Gunung Ciremai merupakan salah satu gunung berapi yang memiliki keindahan dan misteri tersendiri.
Terletak di Provinsi Jawa Barat, Gunung Ciremai secara administratif termasuk dalam dua kabupaten yakni Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka.
Sebagai gunung tertinggi di Jawa Barat, Gunung Ciremai menyimpan berbagai fakta menarik, baik dari sisi geografi, sejarah letusannya, hingga legenda yang berkembang di masyarakat sekitar.
HEBOH! Puncak Gunung Fuji Tak Bersalju, Pertama Setelah 130 Tahun!
Geografi dan Keaktifan Gunung Ciremai
Gunung Ciremai adalah sebuah gunung berapi kerucut dengan kawah ganda yang memiliki karakteristik unik.
Kawah baratnya memiliki radius sekitar 400 meter, terpotong oleh kawah timur yang memiliki radius 600 meter, dan terletak pada ketinggian sekitar 2.900 MDPL.
Di lereng selatan gunung ini terdapat bekas titik letusan yang dikenal dengan nama Goa Walet.
Gunung ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai yang luasnya mencapai 15.000 hektar, yang melindungi keanekaragaman hayati dan ekosistem di sekitarnya.
Gunung ini juga memiliki sejarah geologi yang panjang. Gunung Ciremai merupakan gunung api tipe A yang masih aktif, dengan letusan pertama tercatat pada tahun 1698 dan yang terakhir kali terjadi pada tahun 1937.
Letusan-letusan lainnya tercatat pada tahun 1775, 1805, dan 1917, serta beberapa gempa tektonik yang terjadi di sekitar gunung, yang berhubungan dengan struktur sesar Cilacap-Kuningan.
Gunung ini sendiri dipisahkan dari kelompok gunung api di Jawa Barat bagian timur oleh zona sesar ini.
Lahan Hutan Seluas 2 Hektar di Lereng Gunung Orak-arik Trenggalek Terbakar, Total 24 Kali Karhutla
Legenda Nini Pelet dan Ki Buyut Mangun Tapa
Selain keindahan alam dan aktivitas vulkaniknya, gunung ini juga dikenal dengan berbagai legenda yang berkembang di kalangan masyarakat.
Salah satu legenda yang paling terkenal adalah tentang seorang Ratu Penyihir bernama Nini Pelet yang dipercaya menghuni puncak gunung ini.
Nini Pelet dikenal dengan kesaktiannya dalam ilmu hitam yang membuatnya ditakuti oleh masyarakat.
Konon, ia memiliki kemampuan untuk mengendalikan hati seseorang melalui ilmu Jaran Goyang, sebuah mantra yang dapat membuat seseorang terpesona.
Namun, di sisi lain, terdapat juga kisah tentang seorang pertapa sakti bernama Ki Buyut Mangun Tapa yang tinggal di sekitar gunung.
Ki Buyut Mangun Tapa terkenal dengan ilmunya yang digunakan untuk berbagai kebaikan.
Ia menulis sebuah kitab bernama Mantra Asmara yang berisi ajian-ajian sakti, termasuk ajian Jaran Goyang.
Mengetahui bahwa kitabnya dicuri oleh Nini Pelet, Ki Buyut Mangun Tapa mengutus muridnya, Restu Singgih, untuk merebut kembali kitab tersebut dan mencegahnya jatuh ke tangan orang yang salah.
Kisah perjalanan Restu Singgih ini bahkan sempat disiarkan dalam serial sandiwara radio pada tahun 1980-an.
Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi, Intip Sejarah Gunung Kembar di NTT Ini Yuk!
Pantangan Pendakian di Gunung Ciremai
Selain cerita legenda yang menghiasinya, terdapat sejumlah pantangan yang harus dihormati oleh para pendaki yang ingin menjelajahi keindahan gunung ini.
Meskipun beberapa pantangan ini dianggap sebagai mitos, namun banyak pendaki yang tetap mematuhi aturan tersebut sebagai bentuk penghormatan terhadap gunung yang dianggap sakral ini.
Terdapat beberapa pantangan yang harus selalu diingat oleh para pendaki, diantaranya sebagai berikut:
1. Kebiasaan mengeluh selama proses pendakian.
Mitos yang berkembang di masyarakat mengatakan bahwa gunung ini mampu mendengar keluhan para pendaki, dan akibatnya, pendaki akan menghadapi perjalanan yang lebih berat dan penuh kesulitan.
Oleh karena itu, mengeluh saat mendaki dianggap sebagai sebuah kesalahan yang bisa membawa malapetaka bagi pendaki itu sendiri.
2. Kebersihan.
Pendaki dilarang membuang air besar atau kecil sembarangan di sepanjang perjalanan.
Hal ini dipercaya karena ini merupakan bagian dari sejarah Pajajaran, yang dianggap sebagai tempat sakral.
Selain itu, pantangan ini juga mencerminkan etika dasar pendakian, yaitu menjaga kebersihan dan menghormati alam.
Seorang Tukang Bakso di Batu Ditembak Pria Misterius Saat Melintasi Jalan Wukir
3. Salam.
Para pendaki dianjurkan untuk mengucapkan salam ketika mencapai setiap pos pendakian, serta menghentakkan kaki tiga kali sebagai tanda penghormatan kepada penghuni gunung.
Menurut mitos yang berkembang bahwa jika tidak melakukan hal ini, pendaki akan dianggap sombong oleh makhluk tak kasat mata yang menghuni gunung, yang bisa menyebabkan gangguan atau masalah selama perjalanan.
Gunung Ciremai tidak hanya menawarkan keindahan alam dan aktivitas vulkanik yang aktif, tetapi juga kaya akan sejarah dan mitologi yang menarik untuk dijelajahi.
Legenda Nini Pelet dan Ki Buyut Mangun Tapa menambah daya tarik spiritual bagi para pendaki dan wisatawan.
Dengan menghormati berbagai pantangan yang ada, pengunjung bisa menikmati pendakian yang lancar dan penuh keharmonisan dengan alam.
Seperti halnya gunung-gunung lainnya, Gunung Ciremai juga menyimpan banyak misteri dan cerita yang menunggu untuk diungkap.
Penulis: Rafika Pungki Wilujeng
Editor: Shadinta Aulia Sanjaya