Kediri, LINGKARWILIS.COM – Orang tua santri Ponpes di Mojo Kediri berinisal BB yang diduga menjadi korban kekerasan seniornya datang ke Kediri guna memastikan proses hukum terhadap kasus anak mereka terus berlanjut.
“Saya tidak akan berdamai sampai kasus ini diusut dan pelaku mendapatkan hukuman yang sepadan dengan tindakan mereka terhadap anak saya,” ujar Suyanti ibu dari BB, Senin (4/3).
Suyanti juga mengaku tidak terima atas sikap salah satu pengacara pelaku yang menyalahkan anak mereka,
Baca juga : Jelang Ramadhan, Toko TPID di Kota Kediri Dipenuhi Pembeli, Mereka Sudah Antre Sebelum Toko Buka
Meskipun anaknya telah meninggal dunia, Suyanti menyatakan bahwa dia tidak akan menerima pernyataan dari pengacara yang mengklaim adanya kesalahpahaman antara pelaku dan korban.
“Kasus ini tidak boleh berhenti demi keadilan untuk anak saya,” tambahnya.
Pada sejumlah wartawan, Suyanti mengungkapkan bahwa pihak pondok tidak mengakui adanya pembullyan yang terjadi di pondok, meski mengakui adanya kelalaian.
Baca juga : BPS Kota Kediri Imbau Masyarakat Tidak Khawatir Ketersediaan Bahan Pangan Jelang Ramadhan
BB sendiri tidak pernah mengeluh tentang perlakuan yang dia terima di pondok, hanya mengeluh sakit karena beban tugas yang diberikan.
“Anak saya tidak pernah menceritakan perlakuan yang dia alami di pondok,” ujar Suyanti.
Tim kuasa hukum korban, Akson Nur Huda, menyebut bahwa saat ini ada empat orang tersangka dalam kasus ini. Namun, menurutnya, bisa saja ada tersangka lain berdasarkan kelalaian pihak pondok.
Baca juga : Pemkab Kediri Gencar Adakan Operasi Pasar Murah Secara Merata
Perlu diketahui bahwa BB (14) adalah seorang santri asal Banyuwangi yang meninggal diduga karena dibully dan dianiaya oleh senior di Pondok Pesantren tempat dia belajar, di Mojo Kediri.
Pihak keluarga yang datang terdiri dari Rustam Efendi dan Suyanti, kedua orang tua Bintang, bersama dengan jajaran Pemerintah Desa Karanghajo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi.***
Editor : Hadiyin