Daerah  

Panen Melimpah, Harga Bawang Merah di Nganjuk Anjlok, Petani dan Tengkulak Rugi

Harga bawang merah di Kabupaten Nganjuk anjlok, petani dan tengkulak mengeluh tidak dapat untung bahkah rugi. Sebab biaya tanam dan perawatan tidak sebanding dengan hasil penjualan
Para petani bawang merah saat panen raya
Nganjuk, Lingkarwilis.com –  Harga bawang merah di Kabupaten Nganjuk anjlok, petani dan tengkulak mengeluh tidak dapat untung bahkah rugi. Sebab biaya tanam dan perawatan tidak sebanding dengan hasil penjualan.

Supriyanto salah satu petani bawang merah di Desa Mojorembun Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk mengaku mulai menanam bawang merah sejak pertengah bulan Juni 2023 lalu di lahan seluas 1750 M² dan sudah mengeluarkan biaya 15 juta rupiah.

“Dari keseluruhan itu untuk biaya beli obat, tanaga penggarapan, dan sewa diesel” ujar Supriyanto pada jurnalis lingkarwilis.com, Kamis (07/09/2023).

Harga bawang merah kata Supriyanto saat ini hanya Rp 8.000 per kilogramnya, sedangkan pada tanggal 15 Agustus 2023 lahan yang telah ditanami oleh supriyanto dapat menghasilkan 27 kuintal bawang merah.

Dengan harga yang sekarang, Supriyanto mengaku mendapat keuntungan yang sangat minim bahkan bisa dikatakan merugi.

“Harga bawang merah kali ini benar-benar hancur, idealnya 16 ribu per kilogram sekarang jadi 8 ribu,” keluhnya.

Dampak anjloknya harga bawang merah ini juga dialami Krismaji salah satu tengkulak bawang merah di Desa Ngrami Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk.

Ia mengatakan, telah menebas atau membeli bawang merah dari sejumlah petani yang ada di Kecamatan Bagor dan Sukomoro.

“Situasi saat ini sangat memprihatinkan, bagaimana tidak, harga jual bawang merah dari penebas cuma laku Rp 10.500 untuk yang besar, yang kecil paling Rp 10 ribulah” kata Krismaji.

Bawang merah yang berhasil dibeli oleh Krismaji kemudian dikumpulkan di rumahnya untuk dilakukan penyortiran dan dibersihkan oleh sejumlah kuli.

Sedangkan bawang merah yang sudah siap, dimasukan kedalam karung untuk dikirimkan ke Pasar Induk Kramat Jati Jakarta.

“Petani rugi kita penebaspun juga rugi, harga yang harusnya naik malah anjlok terus, ” tambahnya.

Sementara itu Akat Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Kabupaten Nganjuk mengatakan, saat ini panen bawang merah di Kabupaten Nganjuk sangat melimpah.

Ia menjelaskan Penyebab anjloknya harga bawang merah ini diantarannya kebersamaan jadwal tanam, dimana bawang merah yang berlimpah saat panen raya tidak diiringi dengan banyaknya permintaan pasar.

“Dari situ ada stok terlalu banyak, otomatis antara suplai dan demand tidak berimbang” Ungkap Akat.

Akat berharap dengan kondisi saat ini adanya solusi dari pihak pemerintahan guna mendongkrak harga bawang merah agar bisa mendapatkan suatu keuntungan yang layak.

Reporter : Rio Hermawan. S/Andik Sukaca

Editor : Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *