Musim kemarau tahun ini berdampak pada jadwal tanam padi kedua di Kabupaten Lamongan, yang tertunda karena cuaca hujan yang juga terlambat.
Gunadi, Kepala Dinas PU SDA Kabupaten Lamongan, menyatakan bahwa berbagai langkah telah diambil untuk memastikan pasokan air bagi petani yang sedang menanam padi.
“Pada tanggal 15 Mei 2024, rencana tanam padi di daerah irigasi Kabupaten Lamongan mencapai 41.300 hektar dari total lahan irigasi 45.900 hektar,” ujarnya pada Selasa (21/5/2024).
Untuk wilayah utara, ketersediaan air dipertahankan melalui normalisasi saluran seperti Sluis Melik, Sluis Palangan, Sluis Banjarejo, Sluis Banyuurip, Sluis Kleco Watangpanjang, dan Sluis Ngajaran. Hal ini bertujuan untuk menyimpan air dari Sungai Bengawan Solo.
“Wilayah utara dijamin memiliki pasokan air yang cukup karena suplai dari Sungai Bengawan Solo masih lancar. Dengan demikian, panen padi diperkirakan akan dilakukan secara bertahap mulai dari bulan Agustus hingga Oktober,” jelasnya.
Sementara untuk wilayah selatan, ketersediaan air untuk pertanian bergantung pada infrastruktur seperti waduk dan embung.
Pada tanggal 15 Mei 2024, volume air di seluruh waduk di Lamongan mencapai 52.880 juta m³.
Waduk Gondang, salah satu waduk utama, memiliki lahan tanam seluas 10.588 hektar, namun hanya 7.200 hektar yang dapat ditanami.
“Meskipun volume air di Waduk Gondang terbatas, kami berusaha memastikan kecukupan air untuk memenuhi kebutuhan hingga masa panen yang diperkirakan pada bulan Juli. Kekurangan air di waduk disebabkan oleh kondisi El Nino yang menyebabkan curah hujan di bawah normal,” jelasnya.
Editor : Hadiyin