LINGKARWILIS.COM – Puluhan unit pompa air bantuan pemerintah pusat untuk petani di Tulungagung masih belum terdistribusi dengan maksimal. Berdasarkan kabar yang beredar, masalah utamanya adalah ketidaksesuaian spesifikasi pompa dengan kebutuhan di lapangan.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung, Suyanto mengungkapkan bahwa tahun ini pihaknya menerima bantuan sebanyak 40 unit pompa air dari pemerintah pusat.
Bantuan ini merupakan bagian dari program perluasan area tanam (PAT) yang dilaksanakan oleh Dispertan Tulungagung untuk meningkatkan hasil pertanian, khususnya untuk petani dengan lahan yang indeks pertanamannya rendah.
“Pada tahun ini, kami mendapat 40 unit pompa air untuk petani dengan lahan yang indeks pertanamannya rendah. Unit-unit tersebut sudah ada pemiliknya masing-masing dan hanya perlu diambil,” ujar Suyanto pada Kamis (15/8/2024).
Jelang Pilkada 2024, 660 Personel Polres Tulungagung Diterjunkan untuk Mempersiapkan Pengamanan
Namun, kendala muncul ketika sejumlah petani menolak bantuan tersebut, mereka menganggap spesifikasi pompa air yang disediakan tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.
Menurut instruksi pemerintah pusat, pompa air ini ditujukan untuk lahan dengan indeks pertanaman (IP) 100 atau IP 200, sementara seharusnya pompa tersebut lebih cocok untuk lahan dengan IP reguler.
“Kondisinya masih baru, namun penerima menolak karena spesifikasinya tidak sesuai dengan lahan sawah mereka,” jelas Suyanto.
Akibatnya, dari total 40 unit pompa air yang diterima Dispertan Tulungagung, hanya tiga unit yang telah didistribusikan dan diterima petani. Sementara, 37 unit lainnya masih tersimpan di kantor Dispertan Tulungagung.
Dispertan Tulungagung kini mencari solusi untuk mendistribusikan pompa-pompa yang belum terpakai. Namun, distribusi akan dilakukan secara selektif, khususnya kepada petani padi yang memenuhi kriteria.
“Masih tersalurkan tiga unit saja. Kami dapat informasi dari Pemprov Jatim, katanya bisa berikan kepada petani lain, tetapi kami tetap harus selektif, karena pompa air ini untuk petani padi,” pungkas Suyanto.
Reporter : Mochammad Sholeh Sirri
Editor: Shadinta Aulia Sanjaya