Ponorogo, LINGKARWILIS.COM – Selama dua bulan terakhir, Kabupaten Ponorogo menghadapi rentetan peristiwa banjir dengan total 39 kejadian. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo mengidentifikasi banjir paling parah terjadi pada 24 November 2024, yang memaksa sejumlah warga mengungsi ke lokasi lebih aman.
Wilayah terdampak banjir parah tersebut mencakup Kelurahan Singosaren, Setono, Ronowijayan, dan Tonatan.
“Curah hujan tertinggi memang terjadi pada akhir November, tetapi musim hujan diperkirakan masih berlangsung hingga Desember,” ujar Masun, Kepala BPBD Kabupaten Ponorogo, Minggu (15/12/2024).
Baca juga : Satlantas Polres Kediri Kota Tindak Puluhan Sepeda Motor, Dominasi Pelanggaran Knalpot Brong
BPBD Ponorogo terus melakukan normalisasi pada sejumlah sungai utama yang kerap meluap saat hujan deras. Lokasi normalisasi meliputi:
- Sungai Gendol di Desa Jabung, Kecamatan Mlarak.
- Sungai Purbosuman di Kelurahan Purbosuman.
- Sungai Borang di Kelurahan Singosaren.
Masun menjelaskan bahwa proses normalisasi sebagian telah selesai, meskipun di Kecamatan Jambon masih berlangsung karena adanya tanggul jebol dan tumpukan sampah yang terbawa banjir.
“Untuk mendukung normalisasi ini, kami mengerahkan tiga ekskavator dan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU),” jelas Masun.
Baca juga : Warung Nasi Kuning Bu Aris di Jl. Doho, Favorit Kuliner Lokal di Kota Kediri
Sebagai langkah tanggap darurat, BPBD telah membuka posko penanganan bencana dan menambah jumlah personel. Sebelumnya hanya ada tujuh petugas, kini jumlahnya digandakan untuk memastikan kesiapsiagaan lebih optimal.
“Kami juga terus berkoordinasi dengan instansi terkait dan pihak kecamatan untuk mempercepat penanganan bencana,” tutup Masun.***
Reporter: Sony Dwi Prastyo
Editor : Hadiyin