Kediri, LINGKARWILIS.COM – Setelah hampir tiga dekade vakum, seni dan budaya di Kauman kembali bangkit. Diprakarsai oleh Lutfi Amrullah dan didukung oleh generasi muda, gerakan ini bertujuan melestarikan warisan budaya yang hampir pudar sejak kejayaannya di tahun 1965.
Inisiatif ini bukan sekadar ajang nostalgia, melainkan upaya serius untuk menghidupkan kembali tradisi yang sarat makna.
“Dulu, kami sering menggelar acara seni dan silaturahmi. Namun, seiring waktu, kegiatan ini meredup karena kesibukan masing-masing. Sekarang, kami merasa waktunya tepat untuk membangkitkan kembali tradisi ini,” ujar Lutfi Amrullah, perwakilan generasi kedua di Kauman.
Baca juga : KPU Kabupaten Kediri Beri Penghargaan Pemenang Lomba Selfie Pilkada 2024
Keinginan untuk mengadakan kembali pagelaran seni muncul saat Lutfi dan rekannya, Hariadi, berbincang santai di sebuah warung kopi. Libur panjang Desember dipilih sebagai momen yang pas untuk menarik lebih banyak partisipasi warga.
“Kami berharap kegiatan ini bisa menarik minat generasi muda Kauman untuk menjaga tradisi seni dan budaya yang telah diwariskan,” tambah Lutfi.
Pagelaran seni ini digelar di rumah Hariadi di Dusun Karanglo, Desa Tales, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, mulai pukul 09.00 WIB. Acara ini bukan hanya sebagai ajang silaturahmi, tetapi juga diisi dengan penampilan musik dari Galeleo Band, grup lokal yang seluruh personelnya berasal dari Kauman.
Baca juga : Harga Sembako di Kediri Naik Jelang Nataru
Hariadi, mewakili generasi ketiga, menyambut baik antusiasme para pemuda.
“Saya sangat mendukung inisiatif ini. Ini langkah penting untuk menjaga identitas budaya Kauman dan memperkuat kebersamaan warga,” tuturnya.
Acara yang bertepatan dengan perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) ini menjadi simbol kebangkitan kreativitas dan kebersamaan di Kauman. Dengan semangat yang telah tertanam, warga berharap tradisi ini akan terus hidup dan berkembang di masa mendatang.***
Reporter: Agus Sulistyo Budi
Editor: Hadiyin