Blitar, LINGKARWILIS.COM – Jumlah penderita gangguan jiwa di Kabupaten Blitar ternyata cukup memprihatinkan. Data terbaru dari RSUD Ngudi Waluyo Wlingi mencatat lebih dari 2.000 kasus gangguan jiwa sepanjang tahun 2024.
Menurut dr. Endah Woro Utami, Direktur RSUD Ngudi Waluyo, mayoritas kasus berasal dari pasien usia produktif, yakni 25 hingga 64 tahun. Jenis gangguan jiwa yang paling banyak ditemui adalah gangguan kecemasan umum (Generalized Anxiety Disorder/GAD) dengan 1.442 kasus, diikuti oleh skizofrenia paranoid sebanyak 612 kasus. Selain itu, terdapat pula kasus depresi, bipolar, dan gangguan psikotik lainnya.
“Peningkatan jumlah pasien ini menjadi indikator bahwa layanan kesehatan mental sangat dibutuhkan. Faktor pemicu seperti tekanan pekerjaan, kesulitan ekonomi, hingga persoalan pribadi sering menjadi penyebab utama gangguan ini,” jelasnya, Senin (16/12).
Baca juga : PUPR Kabupaten Kediri Percepat Normalisasi Irigasi di Musim Hujan
Dr. Endah menjelaskan bahwa pengobatan gangguan jiwa dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu medis dan non-medis. Pendekatan non-medis melibatkan terapi berbasis bukti seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif, yang membantu pasien mengelola kecemasan secara bertahap. Selain itu, dukungan dari keluarga juga berperan penting dalam proses pemulihan.
“Keluarga adalah kunci utama untuk membantu pasien kembali pulih. Mereka lebih memahami aktivitas sehari-hari pasien, sehingga dukungan emosional bisa lebih efektif,” tambahnya.
Meski layanan kesehatan jiwa tersedia, dr. Endah menyayangkan masih adanya stigma di masyarakat yang membuat sebagian orang enggan mencari bantuan medis. “Banyak orang takut dicap memiliki gangguan mental parah jika berkonsultasi. Padahal, gangguan kecemasan atau stres ringan pun perlu ditangani sejak dini agar tidak berkembang lebih serius,” ujarnya.
Baca juga : Satlantas Polres Kediri Kota Tindak Puluhan Sepeda Motor, Dominasi Pelanggaran Knalpot Brong
Ia berharap masyarakat lebih terbuka terhadap kesehatan mental dan tidak ragu mencari pertolongan. “Layanan kesehatan mental itu ada dan bisa membantu. Jangan takut untuk memulai pemulihan,” pungkasnya.***
Reporter: Aziz Wahyudi
Editor : Hadiyin