Trenggalek, LINGKARWILIS.COM – Seorang jamaah haji asal Kabupaten Trenggalek, Muhaji (69), warga Desa Ngetal, Kecamatan Pogalan, meninggal dunia di Mina setelah sebelumnya mendapatkan perawatan medis di fasilitas kesehatan setempat. Kabar duka ini dikonfirmasi oleh Kasi Pelaksana Haji dan Umrah Kemenag Trenggalek, Agus Prayitno.
“Benar, ada satu jamaah haji asal Trenggalek yang meninggal dunia di sana,” ujar Agus pada Selasa (18/6).
Saat berangkat dari tanah air, kondisi kesehatan Muhaji terbilang baik meski harus menggunakan kursi roda akibat kecelakaan yang pernah dialaminya. Muhaji juga didampingi oleh anak kandungnya selama pelaksanaan ibadah haji.
“Dari rumah sudah sakit, kondisinya sudah di kursi roda. Sudah lama sakit karena kecelakaan,” tambah Agus.
Diduga, Muhaji yang tergabung dalam kelompok terbang 94, meninggal dunia akibat kelelahan, terutama mengingat usia lanjutnya. Dugaan ini diperkuat dengan kondisi kesehatan Muhaji yang sebelumnya sempat menurun drastis saat berada di Arafah, di mana ia harus mendapatkan perawatan medis dengan diinfus.
“Ada kemungkinan kepayahan, memaksakan diri karena Jamarot ke Makkah itu juga jauh. Catatan, waktu di Arafah beliau juga diinfus karena dengan gejala yang sama beliau tiba-tiba tensi ngedrop,” ujar Agus.
Sebelum meninggal dunia, Muhaji sempat dirawat di rumah sakit setelah dirujuk dari klinik di Mina. Sesuai ketentuan, jenazah Muhaji tidak dibawa pulang ke Indonesia dan akan dimakamkan di Arab Saudi, sesuai peraturan dari Pemerintah Arab Saudi.
“Almarhum sempat mendapat perawatan di klinik Mina. Namun, karena di Mina adalah bentuk pertolongan pertama kemudian dirujuk. Iya, dimakamkan di sana,” pungkas Agus.
Baca juga : Pj Wali Kota Kediri Salat Idul Adha di Masjid Al Bina’i dan Tinjau RPH, Ini Infonya
Untuk diketahui, jamaah haji asal Trenggalek pada musim haji 1445 H/2024 didominasi kalangan lanjut usia. Dari 530 jamaah yang berangkat, sebanyak 310 jamaah atau 58,5 persen berusia di atas 60 tahun.
Jamaah termuda adalah Fauziah Anabela Winarahman (18 tahun 10 bulan) asal Desa Wonoanti, Kecamatan Gandusari, sedangkan jamaah tertua adalah Katinem (95 tahun 1 bulan) warga Desa Sumbergedong, Kecamatan Trenggalek.
Reporter : Angga Prasetya
Editor : Hadiyin